Hati-Hati! Kenali 10 Tanda Hubungan yang Hanya Serangkaian Love Bombing Manipulatif

- 3 Februari 2023, 08:31 WIB
Mengenal sepuluh tanda-tanda hubungan hanya serangkaian love bombing manipulatif, salah satunya tidak berhenti memuji.*
Mengenal sepuluh tanda-tanda hubungan hanya serangkaian love bombing manipulatif, salah satunya tidak berhenti memuji.* /Freepik/svetlanasokolova

PR DEPOK - Saat pertama kali bertemu seseorang, terhanyut bisa terasa begitu menyenangkan dan mengasyikkan. Memiliki seseorang yang menghujani Anda dengan kasih sayang dan kekaguman akan sangat menggembirakan saat Anda berada di tahap awal hubungan baru.

Bom cinta atau lebih dikenal dengan istilah love bombing, bagaimanapun adalah sisi lain yang sebetulnya tidaklah semanis kenyataannya. Itu terjadi ketika seseorang membanjiri Anda dengan kata-kata manis, tindakan, dan perilaku yang penuh kasih namun itu semua sebetulnya hanya teknik manipulasi.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Healthline, meski love bombing bisa menjadi aspek positif di awal hubungan romantis, hal itu bisa berujung pada gaslighting dan pelecehan emosional. Bahkan psikolog memperingatkan hal itu mungkin sebagai taktik manipulatif oleh seorang yang narsis atau sosiopat dalam upaya untuk mengendalikan Anda.

 

Lalu, mengapa love bombing bisa menjadi berbahaya?

Baca Juga: Buntut Penyerangan dan Perusakan Bus Tim Arema FC, Polda DIY Bekuk Dua Pelaku

Bom cinta atau love bombing sering terjadi di awal suatu hubungan. Di awal mengenal satu sama lain, Anda mungkin menganggap orang yang sedang mendekati Anda cukup menawan dan sangat perhatian, seolah ia adalah sosok yang sempurna dan tidak ada yang seperti itu.

 Jadi, meskipun Anda mungkin mengira bahwa Anda telah bertemu dengan seseorang yang selama ini Anda cari, tetapi itu semua hanyalah manipulasi. Pria ini akan dengan mudah memuji Anda secara berlebihan, memberitahu Anda bahwa dia mengagumi Anda, dan sering kali terlihat terlalu cepat dan mudah terikat secara emosional.



"Dalam beberapa budaya, peran gender tradisional dan fantasi romantis dari novel atau film telah menormalkan pria untuk menjadi dominan dan agresif. Oleh karenanya, mereka dapat lolos untuk memainkan peran pengeboman cinta dalam konteks mengejar yang mereka inginkan.

"Namun, kenyataannya hal ini hanya untuk mengendalikan seseorang dan digunakan untuk tujuan mereka sendiri," kata Dr. Kim, seorang psikiater dan asisten profesor psikiatri klinis di Universitas George Washington di Washington, DC.

Baca Juga: War Tiket NCT Dream Tour di Jakarta: The Dream Show 2

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x