“Bisa jadi hal ini sangat disadari oleh pemerintah bahwa rakyat kita bagaimanapun mayoritas adalah umat Islam,” ucap dia dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun YouTube Bang Arief.
Menurutnya, segala sesuatu yang diberi label Islam atau syariah dinilai memungkinkan untuk menarik minat sebagian dari kelompok-kelompok Islam agar mau terlibat.
“Jadi maksudnya, gua khawatir Ibu Sri Mulyani punya keinginan untuk bisa ‘diterima’ oleh umat Islam yang menampilkan sisi ekonomi Islam,” tuturnya.
Akan tetapi, dilanjutkan Arief Munandar, karena Sri Mulyani tidak memiliki kapasitas untuk berbicara lebih jauh soal ekonomi Islam, akhirnya justru terjadi blunder.
“Ini gua geli ya. Kalau sudah kepepet saja, itu dibawa-bawa deh Islam, syariah, dan segala macamnya. Menurut gua sih bagus-bagus saja, kalau memang pemerintah punya niat tulus untuk mendorong tumbuhnya ekonomi syariah yang bebas riba,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, pria yang juga merupakan seorang wartawan senior ini berharap umat Islam tidak ‘di-prank’ kembali oleh pemerintah.
“Tapi jangan sampai umat muslim kembali di-prank oleh pemerintah, nanti berlaku lagi peribahasa, ‘Habis manis, sepah dibuang’,” katanya.
Arief Munandar berpendapat bahwa ada banyak paradoks yang menunjukkan apakah pemerintah tulus atau tidak dalam berinteraksi dengan umat muslim.