Usai 20 Tahun Bangkit, Kemiskinan Baru di Asia Timur dan Pasifik Diprediksi Mencapai 38 Juta Orang

- 29 September 2020, 16:58 WIB
Ilustrasi kemiskinan.
Ilustrasi kemiskinan. /Pixabay

PR DEPOK - Pandemi Covid-19 telah menghantam berbagai sektor kehidupan selama hampir 7 bulan terakhir.

Dalam laporan ekonomi terbaru World Bank menyebut, imbas pandemi virus berbahaya yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan tersebut telah berdampak pada perekonomian di Asia Timur dan Pasifik.

World Bank mendorong tindakan cepat agar pandemi Covid-19 tidak menghambat pertumbuhan ekonomi sehingga bisa memicu bertambahnya angka kemiskinan di masa mendatang.

Wakil Presiden World Bank untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 tidak hanya terasa bagi masyarakat miskin, tetapi juga memicu munculnya kelompok miskin baru.

Baca Juga: Waketu DPRD Tegal Jadi Tersangka, Ganjar: Apresiasi! Wujud Konsistensi Polisi dalam Penegakan Hukum

"Covid-19 tak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tetapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru"

"Kawasan ini dipaksa mampu menghadapi serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Begitu juga dengan pemerintah yang tengah menghadapi pilihan yang sulit," kata Victoria Kwakwa dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Dalam kesempatan yang sama, Victoria memaparkan laporan edisi Oktober 2020 berjudul From Containment to Recovery yang menyebut pandemi telah menyebabkan tiga guncangan bagi kawasan Asia Timur dan Pasifik yakni Covid-19 itu sendiri, pembatasan terhadap perekonomian, serta gaung resesi global yang diakibatkan oleh krisis.

Berdasarkan pengamatan World Bank, situasi ini menyebabkan kenaikan angka kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk pertama kalinya dalam kurn waktu 20 tahun dengan perkiraan sekitar 38 juta orang.

Baca Juga: Berkaca pada Proses Pengadilan Jaksa Pinangki, Jerinx Minta Sidang Perkaranya Digelar Secara Offline

Angka tersebut diperoleh berdasarkan garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah ke atas dengan pendapatan sebesar 5,5 dolar Amerika Serikat (AS) per hari.

"Akan tetapi, ada beberapa pilihan kebijakan yang cerdas yang dapat menekan parahnya dampak tersebut, seperti misalnya dengan berinvestasi pada kapasitas pengujian dan penelusuran serta memperluas cakupan perlindungan sosial yang meliputi masyarakat miskin dan sektor informal," ujarnya.

Diketahui, laporan tersebut suatu peringatan, yakni bila tidak mengambil tindakan di berbagai sektor, maka pandemi Covid-19 dapat mengurangi pertumbuhan regional selama satu dekade ke depan sebesar satu poin persentase per tahun.

Menurut World Bank, dampak yang akan dirasakan keluarga miskin dan miskon baru jika masalah ini tak segera diselesaikan antara lain sulit mengakses layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, hingga sekadar memenuhi kebutuhan harian.

Baca Juga: Denny Siregar Tanggapi Aksi KAMI di Surabaya, Wasekjen MUI: Dia Ini Belajar Demokrasi Apa Tidak?

Di sisi lain, Kepala Ekonom World Bank untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo menilai bahwa sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik telah berhasil mencegah perluasan transmisi penyakit serta memberi stimulus ekonimi meski masih harus berjuang untuk pulih dan terus tumbuh.

"Kebiajakan yang seharusnya diprioritaskan kini antara lain memberikan akses pendidikan yang aman untuk menjaga modal manusia di masa depan, memperluas basis pajak yang sempit untuk menghindari pemotongan investasi publik"

"Serta mereformasi sektor-sektor layanan yang dilindungi untuk mendapatkan manfaat dari berbagai peluang digital yang muncul," tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: FInancial Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x