PR DEPOK - Pembawa acara Uya Kuya berandai-andai jika dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia dan dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Uya Kuya lantas menanggapi soal perpanjangan PPKM yang saat ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Menurut Uya Kuya, jika dirinya seorang presiden, maka ia terpaksa harus tega kepada rakyatnya.
Baca Juga: Sinopsis Patriots Day, Aksi Agen FBI Mengungkap Pelaku Pengeboman Marathon Boston 2013
"Harus tega. Karena gini, banyak sekarang oknum-oknum masyarakat kita yang bilang, 'kayak negara tetangga dong buka masker, nonton bola udah penuh stadionnya', Singapura, Eropa, Amerika. Yang ngomong lupa ngaca, lu sendiri mentalitasnya setiap hari sama kayak warga negara sebelah nggak," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Ngobrol Asix.
"Di sana saat lu lockdown, ya lu nggak keluar rumah. Saat lu disuruh vaksin, ya vaksin, di sini kan nggak. Sekarang karyawan saya aja mas, ada yang masih percaya vaksin itu haram, itu nggak bagus, kemakan hoaks ada chip-nya," kata Uya Kuya.
Ia lantas menyinggung soal banyaknya rakyat Indonesia yang termakan hoaks soal vaksin, sehingga mengurungkan niat untuk divaksin.
Tak jarang, berita-berita hoaks ini berasal dari kelompok-kelompok yang disebut Uya Kuya sebagai aliran sesat.
"Komunitas dia suka ngumpul-ngumpul, alirannya kan aliran begitu mas, sesat. Kumpul-kumpulnya gosipnya begituan, percaya lagi. Gampang banget terprovokasi," tuturnya.