Puasa enam hari di bulan Syawal juga memiliki manfaat lain seperti menutupi kekurangan pada puasa Ramadhan seseorang.
Sebab tidak ada seorang pun yang terbebas dari kekurangan atau dosa yang bisa memberikan efek negatif pada puasanya.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: TNI Dikabarkan Turun Langsung ke Medan Perang Membantu Palestina Melawan Israel
Nabi Muhammad SAW pun bersabda mengenai kekurangan dalam amalan wajib, yaitu
“Hal pertama yang akan diperhitungkan orang pada Hari Kebangkitan adalah salat (doa) mereka. Tuhan kita, semoga Dia dimuliakan dan dimuliakan, akan berkata kepada malaikat-Nya meskipun Dia tahu yang terbaik. Lihatlah shalat hamba-Ku, apakah itu lengkap atau tidak lengkap. Jika sempurna, itu akan dicatat sebagai sempurna, dan jika ada yang kurang, Dia akan berkata, 'Lihat dan lihat apakah hamba-Ku melakukan sembahyang sukarela (nafil). Jika dia melakukan beberapa doa sukarela, (Allah) akan berfirman, Selesaikan tindakan wajib hamba-Ku dari tindakan sukarela. Kemudian semua tindakannya akan ditangani dengan cara yang sama” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud).
Pelaksanaan puasa enam hari di bulan Syawal bisa dilakukan sejak hari kedua di bulan Syawal, karena pada 1 Syawal diharamkan untuk berpuasa karena merupakan Hari Raya Idul Fitri.
Seseorang boleh memulai puasa enam hari di bulan Syawal kapanpun asal masih tetap berada di bulan Syawal.
Pada puasa Syawal tidak seperti puasa Ramadhan yang wajib dilaksanakan secara berurutan, tetapi puasa Sunnah ini tidak harus berurutan dalam pelaksanaannya atau dengan kata lain bisa diberikan jeda serta disesuaikan dengan kemampuan.
Intinya semakin cepat dikerjakan akan semakin lebih baik bagi orang yang melaksanakannya.