Mengenal Ogoh-Ogoh: Makna dan Sejarah Tradisi Masyarakat Bali Menjelang Hari Nyepi

- 21 Maret 2023, 19:25 WIB
Salah satu Ogoh-ogoh yang dipamerkan dalam ajang Kasanga Festival saat mengelilingi Patung Catur Muka dan seputaran Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, Sabtu 18 Maret 2023
Salah satu Ogoh-ogoh yang dipamerkan dalam ajang Kasanga Festival saat mengelilingi Patung Catur Muka dan seputaran Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar, Sabtu 18 Maret 2023 ///ANTARA/Ni Luh Rhismawati

PR DEPOK - Ogoh-ogoh adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali menjelang Hari Nyepi. Tradisi Ogoh-ogoh akan dilakukan di Pengerupukan atau tilem sasih kesanga.

Tradisi Ogoh-ogoh yang diadakan di Bali memiliki versi yang berbeda, Ogoh-ogoh adalah patung dan termasuk kebudayaan masyarakat Bali yang menggambarkan Bhuta Kala.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari desasangeh.badungkab.go.id, simak artikel ini yang memberikan informasi makna tradisi Ogoh-ogoh dan sejarah tradisi tersebut.

Baca Juga: 6 Tradisi Sambut Ramadhan 2023 di Indonesia, Salah Satunya Munggahan dari Jawa Barat

Sejarah Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh telah ada sejak zaman Dalem Balikang, saat itu Ogoh-ogoh dipakai untuk upacara pitra yadnya.

Beberapa orang mengatakan bahwa tradisi Ogoh-ogoh berasal dari tradisi Ngusaba Ngong-Nging dari Selat, dan Karangasem.

Selain itu, ada juga yang berpendapat lain yang mengatakan bahwa Ogoh-ogoh ada karena barong landung adalah wujud dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wei yang merupakan suami dan istri.

Baca Juga: Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun, Apakah Bisa Dicairkan?

Rupa dari Raja dan Putri tersebut sangat buruk dan menakutkan sehingga muncullah Ogoh-ogoh.

Halaman:

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x