Ahli Ungkap Penyebab Masalah pada Pengguna Gigi Palsu, Salah Satunya Pola Hidup yang Tidak Higienis

- 13 September 2020, 16:23 WIB
Ilustrasi perawatan gigi.
Ilustrasi perawatan gigi. /

PR DEPOK - Gigi berlubang menjadi salah satu masalah yang sangat berbagai kelompok usia karena menggangu proses mengunyah makanan di dalam mulut.

Jika gigi tidak berupaya keras membuat makanan menjadi lembut maka organ pencernaan akan bekerja terlalu keras untuk melarutkannya.

Beberapa orang yang memiliki gigi berlubang biasanya memutuskan untuk menambal atau bahkan menggantiya dengan gigi tiruan.

Namun, banyak pengguna gigi tiruan yang tidak mengerti perawatan yang harus dilakukan baik untuk menjaga kesehatan gigi itu sendiri maupun mulut secara keseluruhan.

Baca Juga: Deteksi Keberadaan Kawanan Gajah Liar, BKSDA Aceh Pasang Alat Pelacak Posisi

Dokter spesialis prostodonsia RSUD dr Iskak Tulungagung, drg. Satriyo Sp. Pros menyatakan bahwa pemasangan gigi tiruan atau palsu yang tidak disertai cara perawatan yang baik dan benar dapat memicu kerusakan lanjutan jaringan gigi dan gusi pada pemiliknya.

"Gigi tiruan, baik yang sifatnya lepasan atau nonpermanen maupun gigi pasangan yang permanen, jika tidak rajin membersihkan juga bisa memicu bau mulut yang tidak sedap," tutur Satriyo seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Satrio menjelaskan, jika gigi tiruan jenis lepasan tidak di rawat dengan baik maka berpotensi menimbulkan masalah serius pada rongga mulut seperti gejala sariawan, bau napas tidak sedap, hingga kerusakan gigi lainnya.

"Gigi tiruan tentu memiliki efek samping, akan tetapi kondisi ini bisa diatasi apabila pengguna gigi pasangan telah melakukan perawatan yang benar," ujar Satrio.

Baca Juga: Covid-19 Bisa Bertahan Hidup di Udara, Ahli Sarankan Penggunaan Masker di Ruangan dan Jaga Ventilasi

Pemicu munculnya efek samping dari pemasangan gigi tiruan atau gigi palsu bisa dilatarbelakangi pengguna yang malas melepas gigi meski saat hendak pergi tidur.

Kebiasaan tersebut bisa memicu berkumpulnya bakteri di rongga atau sela gigi dalam jangka panjang.

Kondisi bisa semakin buruk saat pola hidup yang diterapkan kurang higienis seperti tidak pernah membersihkan gigi tiruan secara rutin dengan cara menggosoknya menggunakan pasta gigi.

Ia mengingatkan agar para pengguna gigi tiruan rajin membersihkannya minimal enam bulan sekali.

"Untuk mengurangi risiko di bagian rongga mulut, pasien harus rajin membersihkan gigi tiruan. Hindari hal-hal yang tidak disarankan oleh dokter dan periksakan gigi rutin ke dokter minimal enam bulan sekali," tutur Satrio.

Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta Siap Diterapkan Besok, Berikut Aturan untuk Kendaraan

Sementara itu, untuk merawat gigi tiruan permanen, pengguna harus menggosok gigi secara rutin, minimal dua kali dalam sehari pada pagi dan malam hari menjelang tidur.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x