PAC menyoroti perkiraan kerugian 26 miliar pound atau sekitar Rp517.429.783.000.000 melalui penipuan dan gagalnya pembayaran dari pinjaman.
Pinjaman tersebut diberikan kepada sektor bisnis untuk membantu mengatasi pandemi sebagai contoh risiko keuangan yang sedang berlangsung.
Dalam laporan kedua, komite mengatakan ada juga tingkat pengeluaran boros yang sangat tinggi, dengan angka dua koma satu milyar item alat pelindung diri (APD) yang tidak sesuai, dibeli, hal tersebut setara dengan lebih dari 2 miliar pound uang publik.
Lebih lanjut, pemerintah Inggris mengatakan hanya 0,84 persen dari semua APD yang ditemukan tidak dapat digunakan, dan terdapat rencana untuk mengubah kembali fungsi APD yang tidak dapat digunakan dalam layanan kesehatan.
"Ada proses yang kuat untuk memastikan bahwa pengeluaran pemerintah selalu memberikan nilai uang bagi pembayar pajak," ucap juru bicara Departemen Kesehatan.
Oposisi Partai Buruh mengatakan temuan itu adalah bukti lebih lanjut dari kegagalan pemerintah dan mengatakan penyelidikan pandemi perlu segera dimulai.***