PIKIRAN RAKYAT - Dua buruh asal Indonesia yang bekerja di selatan Kota Daegu, Korea Selatan, mengaku masih harus bekerja meski kota tersebut sudah menjadi pusat penyebaran utama virus corona.
Mereka mengaku tempat tinggal para buruh pabrik dengan penduduk Kota Daegu memang tidak terlalu dekat, sehingga kontak antara satu sama lain pun minim dilakukan.
"Pada umumnya, para buruh di Daegu tinggal di asrama dekat pabrik yang disediakan oleh perusahaan, sehingga kontak dengan penduduk kota yang meningkatkan risiko virus corona bisa diminimalkan," kata seorang buruh produsen plastik di Daegu, Erik Priana melalui telepon seperti dikutip dari Antara oleh pikiranrakyat-bekasi.com.
Baca Juga: Beredar Isu Ada Telur Palsu di Cilacap, Simak Faktanya
Sebagai upaya perlindungan dan pencegahan penularan virus corona, Erik menuturkan bahwa para pemimpin pabrik di Daegu meminta buruh untuk tidak keluar dari asrama, dan melarang kunjungan ke pusat kota selama satu bulan terakhir.
Demi memaksimalkan upaya pencegahan, perusahaan tempat Erik bekerja bahkan menyediakan layanan titip belanja bagi para buruh yang membutuhkan bahan makanan.
Erik mengaku sempat "mencuri waktu" untuk mengunjungi pusat kota pada akhir pekan itu. Dalam pantauannya, situasi kota yang biasanya padat, kini sangat sepi, banyak toko yang tutup, dan apotek juga tidak beroperasi.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Simak 5 Manfaat Kurma bagi Kesehatan Tubuh
Wabah itu juga berdampak pada ekonomi pemilik restoran Indonesia lantaran minimnya pengunjung.
"Restoran-restoran Indonesia di sini sangat berkurang pengunjungnya," ujarnya.