PIKIRAN RAKYAT - Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Timor Leste mengundurkan diri dari jabatannya setelah rancangan anggaran negara yang diusulkan dirinya ditolak oleh parlemen.
Penolakan yang dilakukan oleh parlemen berujung pada pembubaran koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen.
Perdana Menteri Taur Matan Ruak menyatakan koalisi AMP telah bubar pada 21 Januari lantaran satu dari dua aliansi AMP, yakni Partai Komunis Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) tidak memilih Ruak saat sesi pengambilan keputusan perihal anggaran negara yang diusulkan oleh dirinya.
Sebelumnya, hubungan antarpartai dalam koalisi itu juga memang telah renggang. Pembubaran AMP kemudian mencapai puncaknya setelah CNRT malah memilih abstain di parlemen.
Baca Juga: Netizen Korea Selatan Buat Petisi Bubarkan Sekte Aliran Sesat Akibat Virus Corona
Di Timor Leste, Taur Matan Ruak tergabung dalam koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen. Koalisi itu terdiri dari Partai Komunis Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) dan Partai Pembebasan Rakyat (PLP).
Perdana Menteri Taur Matan Ruak mengirimkan surat pengunduran dirinya pada Presiden Fransisco Guterres, setelah partai koalisi yang mendukung parlemen dirinya bubar.
"Saya telah mengirimkan surat (pengunduran diri. red) ke presiden," kata Perdana Menteri Timor Leste, Taur Matan Ruak seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Taur Matan Ruak mengatakan dirinya akan terus aktif menjabat menjadi perdana menteri hingga surat pengunduran dirinya disetujui oleh Presiden Timor Leste.