Pertama dalam 100 Tahun Terakhir, Petani Tulip di Belanda Alami Kerugian Akibat Wabah Virus Corona di Eropa

- 22 Maret 2020, 11:52 WIB
ILUSTRASI taman bunga tulip.*
ILUSTRASI taman bunga tulip.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT – Biasanya, saat ini di Belanda, jutaan bunga indah dikirim ke seluruh pasar bunga terbesar di dunia.

Juru Bicara Royal Flora Holland, Michel van Schie mengatakan saat ini akibat adanya penyebaran virus corona yang terjadi di seluruh dunia termasuk negaranya Belanda, pegunungan tulip, mawar, krisan, dan bunga lainnya harus dihancurkan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini antara 70 persen hingga 80 persen dari total produksi bunga tahunan Belanda sedang dihancurkan.

Wabah virus corona di Belanda telah menjangkiti 3.621 jiwa dengan 136 kematian dan baru 2 yang sembuh.

Baca Juga: Real Madrid Berduka setelah Sosok Kunci Sukses Los Galacticos Jilid 1 Wafat Akibat Virus Corona 

“Satu-satunya solusi adalah kita menghancurkannya. Ini benar-benar untuk pertama kalinya kami melakukan hal tersebut.

"Lelang di Belanda sudah ada selama lebih dari seratus tahun dan ini adalah untuk pertama kalinya kami berada dalam krisis seperti itu,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs Asia Times.

Kejadian yang dialami saat ini, menurutnya, adalah sebuah pukulan pahit di mana tulip dikenal sebagai simbol identitas nasional negara Belanda seperti halnya kincir angin dan keju.

Sementara, Kepala Royal Association of Bulb Producers Prisca Kleijn mengatakan imbas dari adanya virus corona di seluruh dunia adalah mengharuskan menutup sejumlah toko dan bisnis.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x