Washington telah lama menganggap layanan kesehatan seksual dan reproduksi sebagai sinyal hijau untuk aborsi.
"PBB seharusnya tidak memanfaatkan krisis ini sebagai peluang mendorong akses aborsi sebagai 'layanan esensial'," ujar Barsa.
Dia mengatakan hal paling mengerikan dari rencana tersebut adalah menyerukan distribusi yang luas obat-obatan yang memicu aborsi, persediaan (alat) aborsi, serta promosi aborsi.
Baca Juga: Asteroid 1997 BQ Telah Melintas Dekat Bumi, LAPAN Nilai Potensinya Berbahaya
Rencana PBB saat ini adalah membantu 63 negara, terutama di Afrika dan Amerika Latin, memerangi penyebaran dan destabilisasi dampak pandemi virus corona.
Guterres menyampaikan keprihatinan atas dukungan yang tidak memadai bagi negara miskin dan kurangnya kepemimpinan dari negara-negara besar dalam perang melawan virus corona.***