Hilangnya gua tersebut telah memicu protes internasional dan janji oleh pemerintah federal Australia untuk meninjau hukum yang relevan.
Baca Juga: Beredar Kabar Pesepeda di Monas Meninggal Akibat Olahraga Pakai Masker, Simak Faktanya
Kepala eksekutif bijih besi Rio Tinto, Chris Salisbury, meminta maaf atas kesalahanya yang ditimbulkan perusahaan.
“Kami memberikan penghormatan kepada Puutu Kunti Kurrama dan Orang Pinikura (PKKP), dan kami mohon maaf atas kesusahan yang telah kami sebabkan. Hubungan kami dengan PKKP sangat berarti bagi Rio Tinto, setelah bekerja bersama selama bertahun-tahun," katanya.
“Kami telah beroperasi di negara PKKP berdasarkan perjanjian partisipasi yang komprehensif dan disepakati bersama sejak 2011," ujarnya.
Baca Juga: Mengenal Antifa, Kelompok yang Dicap Teroris oleh Donald Trump
Kehilangan situs itu merupakan "pukulan telak" bagi para pemilik tradisional, kata perwakilan suku John Ashburton kepada Reuters.
"Ada beberapa situs Aborigin yang dikenal di Australia yang setua ini ... pentingnya tidak bisa diremehkan," katanya.
"Orang-orang kami sangat sedih dan dengan penghancuran tempat-tempat berlindung batu ini dan berduka karena kehilangan hubungan dengan leluhur kami serta tanah kami." lanjutnya.
Baca Juga: Berlaku hingga 7 Juni 2020, Layanan Bus AKAP dan AKDP di Jabodetabek Tidak Beroperasi