Usai Donald Trump Bersumpah Bawa Pasukan Militer, Aksi Protes Demonstran Semakin Memanas di LA

- 2 Juni 2020, 13:37 WIB
Seorang pengunjuk rasa merusak bangunan O'Reilly's di dekat kantor polisi Third Precinct di Minneapolis. Di lokasi itu, para pengunjuk rasa berkumpul setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video sedang menjepitkan lututnya ke leher seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu 27 Mei 2020).
Seorang pengunjuk rasa merusak bangunan O'Reilly's di dekat kantor polisi Third Precinct di Minneapolis. Di lokasi itu, para pengunjuk rasa berkumpul setelah seorang polisi kulit putih tertangkap video sedang menjepitkan lututnya ke leher seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu 27 Mei 2020). /- Foto: ANTARA/REUTERS/NICHOLAS PFOSI/TM

PR DEPOK - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Senin, 1 Juni 2020 bersumpah akan menggunakan pasukan militer AS untuk menghentikan protes atas kematian seorang pria kulit hitam George Floyd.

Usai para petugas penegak hukum menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di Gedung Putih, justru itu membuat para demonstran semakin lantang melakukan kekacauan.

Dikutip PR Depok dari Reuters, para demonstran telah membakar sebuah mal di Los Angeles dan menjarah toko-toko di Kota New York.

Baca Juga: Goa Aborigin Berusia 46.000 Tahun Dihancurkan, Perusahaan Tambang Ini Minta Maaf

Sebelumnya, Trump mengatakan, "Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka."

Pasukan keamanan yang bergerak melawan demonstran di Gedung Putih termasuk polisi militer Garda Nasional, Dinas Rahasia, polisi Departemen Keamanan Dalam Negeri serta polisi Distrik Columbia.

Beberapa jam setelah pembubaran dari Washington, ribuan orang berbaris di jalan-jalan Brooklyn, sambil meneriakkan keadilan.

Baca Juga: Jokowi Akan Buka Sekolah dan Tempat Ibadah dengan Tahapan Sangat Ketat

Reuters melaporkan, kerumunan orang bahkan menghancurkan jendela dan menjarah toko-toko mewah di sepanjang Fifth Avenue di Manhattan.

Akibat kerusuhan tersebut, ada dua petugas polisi ditabrak mobil demonstrasi di Buffalo, New York, pada Senin malam.

Kepala eksekutif daerah Erie Mark Poloncarz mengatakan pengemudi dan penumpang kendaraan itu telah ditahan.

Baca Juga: Hasil Otopsi Baru: George Floyd Meninggal karena Sesak Napas, Bertentangan dengan Laporan Resmi

Sebelumnya, proses otopsi kedua yang diperintahkan oleh keluarga Floyd telah dirilis dan menemukan bahwa kematiannya adalah pembunuhan.

Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin kemudian merilis temuan otopsi yang juga disebut pembunuhan kematian Floyd karena mengalami sesak napas.

Derek Chauvin (44), perwira polisi Minneapolis yang berlutut di Floyd, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana tingkat dua.

Baca Juga: Spanyol Laporkan Tidak Ada Kematian Akibat Virus Corona untuk Pertama Kalinya Sejak Maret

Namun tiga petugas lain yang terlibat dalam penangkapan hingga kini belum dituntut.

Kematian Floyd adalah kasus terbaru dari kebrutalan polisi terhadap pria kulit hitam yang tertangkap oleh rekaman video dan memicu kemarahan rasisme dalam penegakan hukum AS.

Pada hari Senin, 1 Juni 2020, puluhan orang memberikan penghormatan kepada Floyd di luar Cup Foods, tempat kematiannya.***

Editor: Billy Mulya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x