Petugas penegak hukum melihat ada seorang pria bersenjata yang mengenakan pelindung tubuh, muncul dari kendaraannya dengan membawa senapan.
Dirinya bisa berhasil masuk ke gedung dan melepaskan tembakan, menurut keterangan Sersan Departemen Keamanan Publik (DPS) Texas Erick Estrada.
Sementara itu, Gedung Putih memberikan tanggapannya beberapa jam kemudian, Presiden AS Joe Biden yang tampak terguncang mendesak agar warga Amerika untuk menentang lobi senjata AS, yang ia tuduh karena menghalangi pemberlakuan undang-undang keamanan senjata api yang lebih keras.
Baca Juga: Borneo FC Bakal Pemusatan Latihan di Yogyakarta, Agendakan 2 Laga Uji Coba
Joe Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang setiap hari sampai matahari terbenam pada hari Sabtu untuk memperingati tragedi itu.
"Sebagai bangsa, kita harus bertanya, 'Kapan dengan nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?'" ungkap Joe Biden di televisi nasional.
Penembakan massal di Amerika sering menimbulkan protes publik dan juga seruan untuk pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat pada penjualan senjata dan juga kontrol terhadap senjata api lainnya yang umum di negara lain.
Baca Juga: Cair hingga Rp4,4 Juta, Cek Penerima BLT Anak Sekolah Lewat cekbansos.kemensos.go.id Sekarang Juga
Namun, tindakan seperti itu telah berulang kali gagal dalam menghadapi oposisi kuat yang dipimpin oleh Partai Republik.
Pihak berwenang mengungkapkan fakta bahwa tersangka dalam penembakan brutal yang terjadi pada hari Selasa bertindak sendiri.