Relakan Luhansk, Pasukan Ukraina Berkumpul Satukan Kekuatan Lawan Rusia di Donetsk

- 5 Juli 2022, 14:37 WIB
Ilustrasi - Pasukan Ukraina dikabarkan kini mulai berkumpul satukan kekuatan tuk melawan Rusia di Donestk setelah merelakan Luhansk.
Ilustrasi - Pasukan Ukraina dikabarkan kini mulai berkumpul satukan kekuatan tuk melawan Rusia di Donestk setelah merelakan Luhansk. /REUTERS/Oleksandr Lapshyn.

PR DEPOK - Pasukan Rusia mengarahkan fokus mereka pada tujuan berikutnya ke provinsi Donetsk Ukraina bagian Timur, setelah Presiden Vladimir Putin mengeklaim kemenangan di Luhansk.

Rusia sebelumnya dikabarkan telah menaklukan Lysychansk pada Minggu, 3 Juli 2022 waktu setempat.

Hal tersebut memperjelas bahwa Rusia telah selesai atas Luhansk yaitu kota dari salah satu wilayah di Donbas bagian Timur.

Banyak yang terluka dan mati, baik dari Rusia dan Ukraina dalam peperangan mereka di Luhansk, terutama selama pengepungan kota kembar Lysychansk dan Sievierodonetsk.

Baca Juga: Jemaah Dipulangkan karena Visa, Menag: Tindak Tegas Travel Haji yang Tidak Sesuai Aturan

Kabarnya pasukan Ukraina telah merelakan Luhansk, dan kini mulai berkumpul untuk menyatukan kekuatan melawan Rusia di Donetsk.

Sementara itu, Vladimir Putin menyebutkan bahwa pasukan Rusia benar-benar butuh istirahat dan memulihkan kesiapan militernya.

Sebagai informasi, sejak awal konflik Rusia telah menuntut agar Ukraina menyerahkan Luhansk dan Donetsk kepada separatis pro-Moskow yang telah mendeklarasikan negara bagian independen.

Baca Juga: PM Ukraina Bicara Soal Pembangunan Kembali Negaranya, Singgung Aset Sitaan Oligarki Rusia

"Ini adalah kemenangan terakhir Rusia di wilayah Ukraina,” kata Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Volodymyr Zelenskiy.

Selain pertempuran untuk Donetsk, lanjutnya, Ukraina berharap untuk melancarkan serangan balasan di bagian selatan. Hal ini turut dikonfirmasinya.

"Ambil kota-kota Timur berarti 60 persen pasukan Rusia sekarang sedang konsentrasi di timur dan sulit bagi mereka diarahkan ke selatan," tutur dia.

"Dan tidak ada lagi pasukan yang bisa didatangkan dari Rusia, mereka membayar mahal untuk Sievierodonetsk dan Lyscychansk," ucapnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Nadiem Makarim Luncurkan Kurikulum Merdeka Belajar untuk Tahap Sekolah, Apa Saja Keunggulannya?

Beberapa ahli militer berpendapat, bahwa kemenangan yang sedang diperjuangkan dengan susah payah hanya membawa sedikit keuntungan strategis bagi pasukan Rusia.

"Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia tapi dengan biaya yang sangat besar, perang ini butuh waktu 60 hari untuk membuat kemajuan yang sangat lambat," kata Neil Melvin dari Think Tank RUSI di London.

"Saya pikir Rusia mungkin menyatakan kemenangan, tapi pertempuran untuk mendapat kunci masih belum datang," katanya melanjutkan.

Baca Juga: Pekerja Lepas di Norwegia Gelar Aksi Mogok Kerja, Tuntut Kenaikan Upah

Melvin menerangkan, bahwa pertempuran yang menentukan Ukraina mungkin akan terjadi bukan di Timur, di mana wilayah itu Rusia meningkatkan serangan utamanya.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x