Rusia Ambil Alih Luhansk, Ukraina Fokus Selamatkan Donetsk

- 5 Juli 2022, 18:59 WIB
Asap mengepul di atas sisa-sisa bangunan yang dihancurkan oleh serangan militer, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 17 Juni 2022.
Asap mengepul di atas sisa-sisa bangunan yang dihancurkan oleh serangan militer, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina 17 Juni 2022. /REUTERS/Oleksandr Ratushniak

PR DEPOK – Pasukan Ukraina, tengah diarahkan untuk berkumpul di Donetsk. Pengerahan itu dilakukan atas perintah Presiden Volodymyr Zelenskiyy, setelah pasukan Rusia mengambil alih Kota Luhansk.

Pasukan Rusia dilaporkan tengah memusatkan perhatiannya ke Provinsi Donetsk timur, Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mengklaim kemenangan di provinsi tetangga Luhansk.
 
Penaklukan kota Lysychansk pada hari Minggu, menyelesaikan penaklukan Rusia atas Luhansk, salah satu dari dua wilayah di Donbas, wilayah timur industri Ukraina yang telah menjadi tempat pertempuran terbesar di Eropa dalam beberapa generasi.

Baca Juga: Sinopsis Film Reprisal: Aksi Manajer Bank dan Polisi Mencegah Perampokan Uang Bank

Akibat peperangan ini, Rusia maupun Ukraina telah menderita, dan banyak korban berjatuhan, terutama selama pengepungan kota kembar Lysychansk dan Sievierodonetsk.

"Kota itu sudah tidak ada lagi," kata Nina, seorang ibu muda yang melarikan diri dari Lysychansk untuk berlindung di pusat kota Dnipro.

Dikutip dari Reuters,  pasukan Ukraina pada Selasa, 5 Juli 2022 mengambil garis pertahanan baru di Donetsk dan masih menguasai kota-kota besar.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima BPNT 2022 Sebesar Rp200 Ribu, Bisa Dilakukan Lewat HP

Di sisi lain, Putin terus mengobarkan semangat kepada pasukannya untuk terus berjuang.
 
Sejak awal konflik, Rusia telah menuntut agar Ukraina menyerahkan Luhansk dan Donetsk kepada separatis pro-Moskow, yang telah mendeklarasikan negara bagian independen.

"Ini adalah kemenangan terakhir bagi Rusia di wilayah Ukraina," kata penasihat Presiden Putin, Oleksiy Arestovych.

Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja Gelombang 35 Anti Gagal di prakerja.go.id, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

Arestovych mengatakan, selain pertempuran untuk Donetsk, Ukraina berharap untuk melancarkan serangan balasan di selatan negara itu.

"Mengambil kota-kota di timur berarti 60 persen pasukan Rusia sekarang terkonsentrasi di timur dan sulit bagi mereka untuk diarahkan ke selatan," katanya.

Beberapa ahli militer berpendapat bahwa kemenangan yang diperjuangkan dengan susah payah hanya membawa sedikit keuntungan strategis bagi pasukan Rusia.

Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Emergency Declaration, Bencana Penerbangan akibat Ancaman Teroris

“Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia tetapi dengan biaya yang sangat besar,” kata Neil Melvin dari think tank RUSI di London.

Melvin lantas membandingkan pertempuran itu dengan pertempuran besar untuk mendapatkan sedikit keuntungan teritorial yang menjadi ciri Perang Dunia Pertama.

"Ini membutuhkan waktu 60 hari untuk membuat kemajuan yang sangat lambat," katanya.
Melvin mengatakan pertempuran yang menentukan untuk Ukraina kemungkinan akan terjadi bukan di timur, di mana Rusia meningkatkan serangan utamanya, tetapi di selatan, di mana Ukraina telah memulai serangan balasan untuk merebut kembali wilayah.

Baca Juga: Jadwal Penyaluran Set Top Box atau STB Gratis Tahap 2 di 31 Titik Wilayah Pembagian

Sementara itu, Volodymyr Zelenskiy mengatakan, meskipun penarikan pasukan Ukraina dilakukan dari Lysychansk, namun tentaranya terus berjuang.

"Angkatan bersenjata Ukraina merespons, mendorong kembali dan menghancurkan potensi ofensif penjajah hari demi hari," kata Zelenskiy dalam pesan video malam.

"Kita perlu menghancurkannya. Ini tugas yang sulit. Ini membutuhkan waktu dan upaya manusia super. Tapi kita tidak punya alternatif."***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x