PR DEPOK - Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka, berimbas pada naiknya inflasi negara tersebut.
Dilaporkan, inflasi Sri Lanka, hampir mendekati angka 60 persen. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah negara tersebut berencana untuk menghentikan proses pencetakan mata uang.
Sebagaimana diketahui, Sri Lanka sempat mengeluarkan kebijakan dengan menyuntikan mata uang lokal untuk meredam inflasi tercepat di Asia.
Kebijakan itu dikeluarkan setelah Sri Lanka kehabisan mata uang dolar untuk membeli bahan bakar.
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Straits Times, tingkat inflasi Sri Lanka diperkirakan mencapai 60 persen.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada Parlemen pada Selasa, 5 Juli 2022, bahwa negaranya akan menyampaikan kepada Dana Moneter Internasional (IMF), sebuah rencana untuk merestrukturisasi utangnya.
Baca Juga: Cara Dapatkan Bansos Sembako Rp2,4 Juta, Login ke cekbansos.kemensos.go.id di Sini dan Cairkan BPNT
Sri Lanka, sebelumnya dilaporkan tidak mampu membayar impor bahan makanan, pupuk, obat-obatan dan bahan bakar yang penting karena krisis dolar yang parah.