Pandemi Virus Corona Kian Parah di AS, Donald Trump Kembali Marah-Marah ke Tiongkok

- 2 Juli 2020, 11:38 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).*
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).* /AFP/

PR DEPOK - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali marah kepada Tiongkok karena pandemi virus corona di wilayahnya semakin parah.

Para pejabat kesehatan di negeri Paman Sam itu juga memperingatkan bahwa mereka tidak berada dalam kendali penuh pandemi tersebut.

"Ketika saya menyaksikan pandemi menyebarkan wajahnya yang buruk di seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China," kata Donald Trump dalam cuitannya di Twitter seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari NDTV, Kamis, 2 Juli 2020.

Baca Juga: Sumbang Masalah Lingkungan dan Pemanasan Global, Jepang Mulai Terapkan Plastik Berbayar

Pandemi global yang dituduhkan Trump kepada Beijing secara terus menerus telah membuat ketegangan meningkat antarkedua negara karena perang perdagangan yang tengah berlangsung.

Di tengah lonjakan dalam kasus-kasus baru virus corona di AS, khususnya di wilayah selatan dan barat, pakar penyakit menular Anthony Fauci mengatakan kepada Kongres Selasa, 30 Juni 2020 waktu setempat bahwa segala sesuatu "berjalan ke arah yang salah," dan bahwa "jelas kita tidak berada dalam kendali penuh saat ini."

Dia juga memperingatkan bahwa kasus-kasus baru virus corona di AS bisa lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 kasus per hari, jika pihak berwenang dan masyarakat gagal mengambil langkah untuk menekan pandemi.

Baca Juga: Pascaperilisan Data Inflasi oleh BPS, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Bervariasi

Tiongkok menuding pemerintah Trump mempolitisasi pandemi virus corona untuk membelokkan dari penanganannya sendiri dengan Amerika Serikat yang sejauh ini mencatat jumlah korban jiwa dan kasus infeksi tertinggi di dunia.

Sementara itu, para pejabat AS telah mendesak transparansi yang lebih besar dari pemerintah Tiongkok.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x