"Mereka akan membela pandangan mereka mati-matian," ujar seorang konsultan WHO.
Pada awal April, sekelompok pakar terdiri dari 36 orang meneliti kualitas udara dan aerosol terkait penularan virus corona dan mendesak WHO untuk mempertimbangkan bukti yang berkembang tentang penularan melalui udara.
WHO menanggapi segera dan terjadi diskusi, para ahli dipimpin konsultan Lidia Morawska.
Baca Juga: Berbahan Tanaman Eucalyptus, Berikut Penjelasan Khasiat dari Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan
Namun diskusi tersebut didominasi beberapa ahli yang merupakan pendukung setia cuci tangan dan merasa cara itu tetap harus ditekankan, saran komite pun tidak berubah.
Morawska dan para ahli merujuk beberapa insiden yang mengindikasikan penularan virus melalui udara, terutama di ruang tertutup yang berventilasi buruk.
Mereka mengatakan WHO membuat perbedaan antara aerosol kecil dan percikan yang lebih besar, meskipun orang yang terinfeksi menghasilkan keduanya.
Baca Juga: Infeksi Kian Mengkhawatirkan, Donald Trump Klaim 99 Persen Kasus Covid-19 di AS Tak Berbahaya
"Kami sudah tahu sejak 1946 bahwa batuk dan berbicara menghasilkan aerosol," imbuh Linsey Marr ahli penularan virus melalui udara di Virginia Tech.
Para ilmuwan saat ini belum dapat menumbuhkan virus corona pada aerosol dalam penelitian di laboratorium, namun bukan berarti tidak infektif.