PR DEPOK - Taliban yang berkuasa di Afghanistan menyampaikan bahwa perempuan akan dilarang mengenyam pendidikan tinggi, hingga akhirnya mendorong kampus-kampus untuk menolak para mahasiswi.
Kementerian pendidikan tinggi telah mengirimkan surat pada universitas, dan itu menuai kecaman dari pemerintah asing serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kami pergi ke universitas, Taliban berada di pintu gerbang dan memberi tahu kami bahwa Anda tidak diizinkan masuk universitas sampai pemberitahuan lebih lanjut. Lalu semua orang menangis,” kata Shaista, seorang mahasiswi bisnis dari universitas di Kabul.
Seorang Profesor dari universitas di Kabul yang menolak disebut namanya, mengatakan bahwa staf mengusir mahasiswi di gerbang dan mereka tidak punya pilihan selain mengikuti instruksi.
Pelarangan ini diumumkan pada 20 Desember 2022, yang kemungkinan akan mempersulit upaya administrasi Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional dan menghapus sanksi yang sangat menghambat perekonomian negara.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok dari ANTARA, PBB meminta pemerintahan untuk segera mencabut keputusan tersebut.
Baca Juga: Ada yang Berbeda, Cek Toko Sebelah 2 Lebih Banyak Sudut Pandang Perempuan
PBB juga mendesak pada yang berwenang untuk segera membuka kembali sekolah anak perempuan setelah kelas enam, dan mengakhiri tindakan perempuan serta anak perempuan berpartisi dalam kehidupan publik sehari-hari.