PR DEPOK - Negara kepulauan Samudra Hindia Mauritius berada di ambang bencana lingkungan setelah kapal pengangkut minyak menghantam terumbu karang di lepas pantainya pada akhir Juli 2020.
Kecelakaan tersebut menyebabkan tumpahan minyak besar dan luas sehingga bisa terlihat dari ruang angkasa. Kapal kargo MV Wakashio itu bermuatan bahan bakar minyak, solar, dan minyak pelumas pecah yang meluas ke lepas pantai.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Live Science, Senin, 10 Agustus 2020, atas insiden itu, Prancis kemudian mengirim kapal angkatan laut dan pesawat militer dari Reunion ke Mauritius, ketika berbagai upaya sedang dilakukan untuk menahan tumpahan minyak yang mencemari terumbu karang dan ekosistem yang dilindungi di kepulauan itu.
Baca Juga: Warga Jatipulo Dihebohkan Temuan Bayi Perempuan di Wastafel, Masih Lengkap dengan Ari-ari
Gelombang laut yang tinggi telah menggagalkan upaya untuk menghentikan kebocoran bahan bakar dari kapal kargo MV Wakashio yang kandas dua minggu lalu dan menodai air bersih di kawasan laut, yang dilindungi secara ekologis di lepas pantai tenggara.
Upaya untuk menstabilkan kapal curah dan memompa 4.000 ton bahan bakar dari palka telah gagal, mendorong Perdana Menteri Mauritius, Pravind Jugnauth, untuk menyatakan "keadaan darurat lingkungan" karena minyak merembes tanpa henti dari celah di lambung kapal.
Jugnauth meminta bantuan segera dari Prancis untuk mengurangi apa yang oleh otoritas Mauritian disebut sebagai "bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di pesisir negara kecil di Samudra Hindia itu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Sabtu mengatakan tim ahli dan peralatan khusus dikerahkan dari Reunion, sebuah pulau Prancis di Samudra Hindia, untuk membantu mengatasi krisis.
Baca Juga: Tabrakan Maut di Tol Cipali Renggut 8 Nyawa, Elf Oleng dan Tabrak Minibus