2 Anggota Militer Myanmar Akui Terlibat Aksi Pembantaian dan Operasi Bersih terhadap Muslim Rohingya

- 16 September 2020, 20:34 WIB
Ilustrasi anggota militer Myanmar.
Ilustrasi anggota militer Myanmar. /Aljazeera

PR DEPOK - Dua orang anggota militer Myanmar dilaporkan membuat pengakuan mengejutkan atas tindakan mereka terhadap muslim Rohingya.

Baru-baru ini kedua prajurit tersebut membuat pernyataan terbuka di hadapan media terkait tindakan tragis berupa pembunuhan berencana terhadap kelompok minoritas muslim Rohingya yang ada di Myanmar.

Meski awalnya sempat tak begitu percaya diri mengungkap aksi kejam tersebut, kedua tentara itu menjelaskan bahwa militer Myanmar pernah menggelar pembantaian besar-besaran mulai dari membunuh, menguburkan, menyiksa, hingga memerkosa kelompok muslim Rohingya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Vocket, mereka mengatakan pada bulan Agustus 2017 lalu, Batalyon Infanteri 353 dan 565 Myanmar tercatat melakukan "operasi bersih" di sejumlah titik di Kota Buthidaung dan Maungdaw.

Baca Juga: Pastikan Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Diadili, Mahfud MD: Kami Akan Lakukan dengan Transparan

Myo Win Tun, tentara yang ikut bertugas dalam operasi bersih tersebut mengaku mendapat instruksi dengan seruan kalimat berbunyi "Tembak semua yang kalian lihat maupun yang kalian dengar!".

Win Tun juga mengungkapkan ia terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap 30 muslim Rohingya dan mengubur mereka di kuburan massal tak jauh dari lokasi pangkalan Militer Myanmar.

Saat itu Win Tun bertanggung jawab atas penguburan 8 orang wanita, 7 anak-anak, dan 15 pria.

Selain tanggung jawab pembantaian itu, Win Tun mengaku tak tahu persis total muslim Rohingya yang tewas di tangannya karena saat operasi digelar ia menghabisi setidaknya 70 jiwa yang ada di sekitar kawasan Taung Bazar.

"Kami menembak semua orang yang ada di kawasan itu tanpa mendapat perlawanan sedikitpun. Kami menembaki para pria muslim tepat di dahi dan menendang tubuh mereka ke dalam liang lahat," tutur Win Tun yang juga mengaku telah memerkosa seorang wanita Rohingya.

Sementara tentara lainnya yang diketahui bernama Zaw Naing Tun mengaku mendapat instruksi serupa dengan seruan kalimat yang berbunyi "Bunuh semua orang yang kalian lihat, tak peduli anak-anak atau orang dewasa!".

Baca Juga: Diduga dalam Pengaruh Miras, Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi Seruduk Motor Seorang Polwan hingga Tewas

Naing Tun yang sempat menjadi biksu sebelum akhirnya memutuskan terjun di dunia militer membeberkan dia pernah ditugaskan untuk membunuh 80 muslim Rohingya hanya dalam satu hari dan menyerang 20 desa di Maungdaw termasuk di antaranya Doe Tan, Ngan Chaung, Kyet Yoe Pyin, Zin Paing Nyar, dan U Shey Kya.

Pria yang kini berusia 30 tahun itu mengungkapkan di bulan yang sama tahun 2017, ia sempat menangkap 10 pria Rohingya tak bersenjata, mengikatnya menggunakan tali, dan membunuh mereka secara membabi buta sebelum akhirnya dikuburkan di liang lahat di bagian utara Maungdaw.

Meski begitu, Niang Tun menyebut saat prajurit lain memerkosa wanita muslim Rohingya, ia maju membela mereka karena tak tega menjadi sasaran pelecehan seksual.

Pengakuan Win Tun dan Naing Tun kala itu direkam oleh Tentara Arakan. Pernyataan tersebut juga menjadi pengakuan pertama kali yang dilakukan anggota militer Myanmar terkait aksi pembantaian yang menimpa muslim Rohingya.

Baca Juga: Miliki Hutang Besar, Ahok Kesal Pertamina Rela Pinjam Uang Demi Akuisisi Ladang Minyak Luar Negeri

Win Tun dan Naing Tun yang sudah melarikan diri dari Myanmar bulan lalu kemudian kini diamankan oleh pihak International Criminal Court (ICC) di Den Haag menjadi saksi sekaligus kunci kasus pembantaian terhadap kelompok minoritas muslim Rohingya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x