Diduga Sterilisasi Wanita Muslim Uighur, Tiongkok Akui Alami Penurunan Angka Kelahiran di Xinjiang

- 23 September 2020, 09:44 WIB
Ilustrasi muslim Uighur.*
Ilustrasi muslim Uighur.* /foreignpolicy

PR DEPOK – Tiongkok mengaku mengalami penurunan angka kelahiran di Provinsi Xinjiang, wilayah yang diduga menjadi lokasi wanita muslim Uighur disterilkan secara paksa di kamp-kamp konsentrasi.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Daily Mail, Beijing sebelumnya sempat membantah kabar sterilisasi dan juga genosida terhadap muslim Uighur. Pihaknya bersikeras bahwa populasi di Xinjiang terus mengalami peningkatan.

Namun keterangan yang berbeda disampaikan oleh kelompok minoritas Uighur di provinsi tersebut. Mereka mengaku ditangkap karena memiliki terlalu banyak anak dan para wanita dipaksa melakukan aborsi serta implan kontrasepsi.

Para kritikus menduga paksaan aborsi dan pemasangan kontrasepsi ini dilakukan dalam upaya mengurangi populasi muslim.

Baca Juga: Depok Catat Lonjakan Kasus Baru Covid-19, Dinkes Sasar Wisma Makara UI untuk Lokasi Isolasi Tambahan

Meski sempat bersikeras bahwa populasi warga terus bertambah, Partai Komunis di Xinjiang akhirnya mengakui bahwa angka kelahiran turun sebanyak sepertiga dari 2017 hingga 2018.

Angka kelahiran di Xinjiang mengalami penurunan dari 15,88 per 1.000 orang di tahun 2017, menjadi 10,69 per 1.000 orang pada tahun 2018.

Mencuatnya informasi ini, pejabat komunis mengatakan bahwa penurunan angka kelahiran disebabkan implementasi kebijakan keluarga berencana yang komprehensif.

Mereka mengatakan bahwa kelahiran di Xinjiang menurun sebanyak 120.000 dalam kurun waktu satu tahun.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x