Aktivitas Belanja Online Meningkat Selama Masa Pandemi, 20.000 Karyawan Amazon Terpapar Covid-19

- 2 Oktober 2020, 20:31 WIB
Ilustrasi belanja online.
Ilustrasi belanja online. /pexels/Negative Space

PR DEPOK - Selama masa pandemi Covid-19 dan diberlakukannya kebijakan lockdown di hampir di seluruh dunia membuat banyak orang memilih untuk berbelanja online.

Dengan berbelanja online, orang-orang tentunya akan terhindar dari paparan Covid-19.

Terdapat beberapa website dan platform jual beli online yang dinyatakan laku keras saat pandemi berlangsung.

Salah satunya yakni Amazon, situs jual beli online ini dikabarkan mengalami kenaikan keuntungan, bahkan Jeff Bezos selalu pemilik Amazon dinobatkan menjadi orang terkaya di dunia.

Namun, kegemilangan tersebut tak lepas dari kerja keras para pekerja di belakangnya.

Baca Juga: Kemenkes Resmi Tetapkan Tarif Maksimal Tes PCR Sebesar 900 Ribu Berdasarkan Pertimbangan Berikut

Padahal kondisi pandemi Covid-19 saat ini sangat rentan membuat para pekerja terpapar karena melakukan aktivitas kerja di luar rumah.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian, Amazon mengungkapkan bahwa hampir 20.000 pekerjanya di Amerika Serikat dinyatakan terpapar Covid-19.

Pernyataan tersebut baru muncul setelah Amazon mendapatkan banyak tuntutan dari para aktivis selama berbulan-bulan.

Banyak pihak yang melayangkan kritik terhadap Amazon karena membuka aktivitas pekerjaan di bagian gudang mengingat sangat membahayakan para pekerja.

Koalisi kelompok aktivis Amerika Serikat, Athena berkampanye dan menyerukan adanya penyelidikan ke perusahaan Amazon oleh pejabat kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Diduga Simpan Uang Rp100 Juta di Rekening, Cleaning Servive Kejagung Diperiksa Bareskrim Polri

"Amazon seolah membiarkan Covid-19 menyebar, dan mempertaruhkan kesehatan dari puluhan ribu pekerja. Hal tersebut tentunya bisa mengancam kesehatan mereka," tutur Dania Rajendra selaku Direktur Athena.

Dalam situs resminya Amazon menjelaskan bahwa berdasarkan analisis mereka, tingkat infeksi di antara 1.4 juta pekerja di Amazon Foods adalah 42 persen.

Angka tersebut dinilai lebih rendah daripada tingkat yang diperkirakan berdasarkan populasi Amerika Serikat yang lebih luas.

Berdasarkan rincian kasus di negara bagian, tingkat penularan tertinggi pada karyawan Amazon terdapat di Minnesota.

Terdapat 3,17 persen pekerja Amazon di Minnesota yang diduga terpapar Covid-19.

Baca Juga: Sekretaris Kemenko Perekonomian Klaim Bisa Ciptakan 3 Juta Lapangan Kerja Jika Omnibus Law Disahkan

Meski sebetulnya data tersebut tidak menampilkan jumlah mutlak dari pekerja bagian mana di Amazon yang rentan terpapar.

Jeff Bezos selaku pemilik saham terbesar di Amazon ini mengungkapkan bahwa ia telah menginvestasikan ratusan juta dolar dalam pengujian Covid-19.

Bahkan, dirinya berencana akan melakukan 50.000 tes Covid-19 dalam sehari di 650 lokasi pada bulan November mendatang.

Amazon juga menjelaskan dalam situs resminya bahwa karyawan mereka telah diberi asuransi kesehatan yang komprehensif oleh pihak perusahaan dan cuti berbayar apabila ada yang harus dikarantina.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x