PR DEPOK – Pemimpin wilayah Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang mayoritas penduduknya beragama islam menilai bahwa Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menginspirasi teroris dengan membenarkan perlindungan hak menggunakan kartun Nabi Muhammad sebagai kebebasan berbicara.
Pemimpin yang merupakan sekutu dari Presiden Rusia, Vladimir Putin itu mengomentari sikap Emmanuel Macron yang memperingatkan warganya yang tinggal atau bepergian ke negara mayoritas muslim untuk berhati-hati.
Tak lain lantaran kemarahan muslim akibat kartun Nabi Muhammad agama mereka masih sangat kuat di sejumlah negara.
Baca Juga: Tanggapi Tindakan Emmanuel Macron yang Sudutkan Islam, Arie Untung Enggan Gunakan Produk Prancis
Perselisihan yang terjadi antara negara mayoritas muslim dengan Prancis ini berawal dari serangan pisau yang menewaskan seorang guru sejarah di area sekolah pada 16 Oktober 2020 lalu.
Guru yang bernama Samuel Paty itu dipenggal oleh seorang pria asal Chechnya, karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya.
Untuk diketahui, karikatur Nabi Muhammad ini juga sempat beberapa kali diterbitkan oleh majalah satir di Paris, Charlie Hebdo, yang berujung pada serangan pada tahun 2015 terhadap kantor majalah tersebut dan menewaskan 12 orang.
Baca Juga: Indonesia Rayakan Hari Sumpah Pemuda, Menag: Milenial Mampu Bawa Perubahan Besar Membangun Negeri
Bagi umat islam, menampilkan karakter Nabi Muhammad adalah hal yang dilarang dan merupakan penghinaan terhadap tokoh agama dalam kepercayaan mereka.