Baca Juga: Berkat Lockdown, Warga India Kembali Nikmati Pegunungan Himachal untuk Pertama Kalinya
Lebih lanjut, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil juga menawarkan pengelolaan limbah B3 pada provinsi lain, sebab pandemi virus corona membuat produksi sampah medis meningkat drastis.
Untuk diketahui, limbah medis merupakan segala jenis sampah yang mengandung bahan infeksius atau bahan yang berpotensi infeksius.
Limbah ini berasal dari fasilitas kesehatan seperti tempat praktik dokter, rumah sakit, praktik gigi, laboratorium, fasilitas penelitian medis, dan klinik hewan.
Dalam upaya pemusnahan limbah medis di tengah pandemi virus corona, Olivia Allan, Direktur Jasa Madivest mengaku telah menyiapkan dua mesin pemusnah.
Baca Juga: Foto Menakjubkan Puncak Himalaya yang Diabadikan dari Luar Angkasa
Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan insinerator berbasis teknologi stepped heart controller air, dengan dua proses pembakaran bersuhu 1.000-1.200 derajat celcius.
Mesin pembakaran diklaim mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin, dan furan sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.
"Pemusnahan selain untuk menghindari potensi infeksi, juga terdapat risiko dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang ingin mencari untung.
"Sampah rumah tangga saja kalau tidak dimusnahkan dapat menjadi sarang penyakit, apalagi ini dari virus penyakit menular," tutur dia.***