Baca Juga: Tiga Hari Pencarian Bocah Tenggelam di Sungai Pesanggrahan Belum Ada Hasil, Cuaca Jadi Kendala
Ri'an kemudian mulai becerita tentang kronologi perlawanan rakyat Depok. Seperti suara bredelan senapan yang membangunkan para warga di pagi hari.
"Belanda datang dari arah Depok," katanya.
Ia yang baru berusia 13 tahun ketika mendengar suara bising senapa api merasa ketakutan. Ia menuturkan bahwa warga Sawangan memilih bersembunyi daripada menjadi sasaran peluru para kompeni itu.
Menurutnya, para serdadu Belanda melakukan pengawalan pembangunan akses Depok menuju Sawangan. Ri'an mengaku tidak tahu pasti berapa kekuatan Tentara Keamanan Rakyat dan para tentara Belanda yang terkena sergapan.
Akhirnya, para tentara Belanda merasa terdesak dan sempat meminta bantuan ke markasnya di Depok.
Setelah bantuan datang, Belanda semakin gencar dan TKR memilih untuk mundur dari serangan. Belanda masuk ke perkampungan-perkampung di Sawangan untuk mencari para TKR yang mundur.
Pertumpahan darah yang banyak terjadi di sana. Selain itu ada kejadian seekor kerbau milik warga yang juga ikut terkena peluru saat perang.
"kerbau dipotong," ucapnya. Kemudian kerbau itu dipotong lalu dibagikan kepada warga.