PR DEPOK – Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk CoronaVac sebagai vaksin Covid-19 produksi perusahaan Sinovac.
Kemudian, terkait efikasi vaksin Covid-19 Sinovac, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan pada uji klinik fase 3 di Bandung menunjukkan tingkat efikasi sebesar 65,3 persen.
"Hasil analisis terhadap efikasi vaksin sinovac dan uji klinik di bandung menunjukkan efikasi sebesar 65,3 persen," kata Penny seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: HRS Jadi Tersangka Lagi, Crist Wamea: Beliau Diobok-obok seperti Lakukan Kejahatan Luar Biasa
Menanggapi hal ini, Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan besaran efikasi tersebut menunjukkan bahwa vaksin Sinovac dengan nilai terendah. Untuk itu, lanjutnya, data yang ada ini jangan sampai diabaikan.
Tanggapan tersebut disampaikan Rachland Nashidik melalui akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik pada Senin, 11 Januari 2021.
“Artinya efikasi dari vaksin Sinovac (65,3 persen) terendah dibanding Pfizer (95 persen), Moderna (94,5 persen) dan AstraZenica (80,6 persen). Mohon data ini jangan diabaikan,” kata Rachland Nashidik seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Artinya efikasi dari vaksin Sinovac (65.3%) terendah dibanding Pfizer (95%), Moderna (94.5%) dan AstraZenica (80.6%). Mohon data ini jangan diabaikan.https://t.co/g592jfDZkC— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) January 11, 2021
Baca Juga: Bandingkan Mensos dan FPI, Teddy Gusnaidi: Giliran Risma yang Salah, Dibilang Dia Banyak Bantu Orang
Lebih lanjut, meski vaksin Sinovac hanya memiliki efikasi sebesar 65,3 persen, dalam memutuskan pemberian otorisasi darurat itu BPOM mempertimbangkan hasil uji klinik di Indonesia, Brazil dan Turki.