Meski begitu, Refly turut memperingatkan, jika seorang pemimpin selalu mendapatkan perlakuan seperti itu, rekayasa atau seolah situasi sudah terkendali, maka sulit untuk mengetahui kondisi sesungguhnya yang diderita oleh rakyat.
Baca Juga: Menaker Sampaikan Kabar Baik bagi Peserta BSU yang Belum Bisa Mencairkan BLT Subsidi Gaji
“Kalau seorang pemimpin selalu dibegitukan, maka dia tidak akan pernah riil merasakan penderitaan rakyatnya,” ujar Refly.
Refly pun mengingatkan pada para pejabat untuk tidak coba-coba melakukan tindakan settingan atau rekayasa. Sebab, di masa sekarang ini teknologi sudah berkembang, dan informasi bisa tersebar begitu cepat.
“Realitas seperti ini memang sering terjadi. Kalau jaman dahulu ga ada handphone, ga ada kamera, dimana setiap orang bisa bawa kamera dan memviralkannya di media sosial karena sudah ada internet. Tapi sekarang jangan coba-coba untuk merekayasa, karena ada yang memvideokan dan ada yang memviralkan,” tutur Refly.
Baca Juga: Hasil Gelar Perkara tak Temukan Unsur Pidana, Penyelidikan Kasus Raffi Ahmad Dihentikan
“Ini pelajaran penting juga, bagi siapapun pejabat, karena kita pun tahu sebenarnya ya kan, yang namanya pejabat terutama pejabat paling tinggi, the president, itu kalau kunjungan ke daerah, ya pasti ada settingannya,” kata Refly.***