Baca Juga: Mensos Antar Gelandangan Kerja, Luqman Hakim: Risma Butuh 99 Tahun untuk Bereskan Gepeng
Pada daerah di titik pertemuan dua anak sungai yang cekung dan morfologinya merupakan meander serta fisiografinya berupa tekuk lereng (break of slope), sehingga memungkinkan terjadinya banjir.
Itu menyebabkan terjadinya akumulasi air dengan volume yang besar.
Lanjutnya mengungkapkan, bahwa faktor lainnya yakni perbedaan tinggi hulu dan hilir yang sangat besar.
Baca Juga: Ketahuan Berpacaran dengan Pria Non-Muslim, Dua Gadis Remaja Ditembak Mati Ayahnya
Sehingga suplai air dari hulu dengan energi dan volume yang besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat dan menggenangi dataran banjir.
Perlu juga diketahui, hasil analisis menunjukan penurunan luas hutan alam DAS Barito di Kalsel selama periode 1990-2019 adalah sebesar 62,8%.
Penurunan hutan terbesar terjadi pada periode 1990-2000 yaitu sebesar 55,5%.— Siti Nurbaya Bakar (@SitiNurbayaLHK) January 20, 2021
"Ini sekaligus meluruskan pemberitaan beberapa informasi yang keliru dan menyebar massif di tengah situasi bencana. Terlebih lagi metode analisis kawasan hutan yang digunakan tidak sesuai standard dan tidak dengan kalibrasi menurut metode resmi yang dipakai," ujar Siti Nurbaya dalam cuitannya.***