Namun, menurut dia, lebih mudah mengingat temannya itu dengan jilbabnya daripada rambutnya. Ini lantaran sudah menjadi aturan di sekolahnya pada saat itu.
"Sejak SD sampai SMA di kampung halaman, gue cuma punya satu teman sekolah yang perempuan & nonmuslim. Lebih mudah mengingat dia dengan jilbab ketimbang rambut, sebab ya “sudah aturannya begitu."
Baca Juga: Kapal Cantrang Diperbolehkan Lagi, Susi: Pak Jokowi, Sumber Daya Ikan Kita Dibawa ke Mana?
"Kalau ada yang ga terima, akan dibalas dengan pepatah & petitih," kata Ravio Putra melanjutkan.
Sejak SD sampai SMA di kampung halaman, gue cuma punya satu teman sekolah yang perempuan & nonmuslim. Lebih mudah mengingat dia dengan jilbab ketimbang rambut, sebab ya “sudah aturannya begitu”. Kalau ada yang ga terima, akan dibalas dengan pepatah & petitih.— Ben Howard Stan Account (@raviopatra) January 23, 2021
Jadi menurutnya apabila ada pejabat daerah yang mengaku kaget dengan peristiwa siswi yang diminta mengenakan hijab oleh pihak sekolah, mungkin maksud pejabat tersebut kaget lantaran topiknya menjadi viral.
Baca Juga: Pandji Belum Minta Maaf ke NU-Muhammadiyah, Husin Shihab: Laporkan Saja, Bisa Rusak Demokrasi
"Jadi kalau ada pejabat daerah bilang mereka “kaget dan akan menginvestigasi”, mungkin maksudnya kaget sebab topiknya viral. Mungkin bisa sadar bahwa langit yang dijunjung dan bumi yang dipijak dalam pepatah itu ga sesempit isi kepala para katak dalam tempurung," kata dia menambahkan.
Jadi kalau ada pejabat daerah bilang mereka “kaget dan akan menginvestigasi”, mungkin maksudnya kaget sebab topiknya viral. Mungkin bisa sadar bahwa langit yang dijunjung dan bumi yang dipijak dalam pepatah itu ga sesempit isi kepala para katak dalam tempurung.— Ben Howard Stan Account (@raviopatra) January 23, 2021
***