Moeldoko Dinilai Kelabakan Sikapi Tudingan Kudeta AHY, Rocky: Dia Kena OTT Malah Bereaksi dengan Sebar Buzzer

- 2 Februari 2021, 21:47 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Najwa Shihab

PR DEPOK  Pengamat politik sekaligus filsuf, Rocky Gerung membandingkan kudeta yang terjadi di Myanmar baru-baru ini dengan kudeta yang santer diberitakan akan menimpa Partai Demokrat.

Dalam keterangannya, ia menilai kudeta yang terjadi di Myanmar merupakan peristiwa yang sudah menjadi tradisi lantaran setelah 10 tahun militer merasa resah dengan perkembangan kepemimpinan sipil.

Kudeta di Myanmar, kata Rocky, dapat dilihat sebagai proses perkembangan demokrasi di negara tersebut.

Baca Juga: Dugaan Kudeta Demokrat, Herman Khaeron: Konon Dapat Restu Pak Lurah, Pakai Kader Internal Ambil Paksa Partai

“Nah di kita justru demokrasi sudah ada, tapi dirusak oleh mereka-mereka yang justru seharusnya merawat iklim demokrasi. Jadi mengambil alih partai itu, semacam tindakan hostile take over itu, merger acquisition nggak berani main saham tapi langsung datang untuk ambil alih manajemen partai, itu bahayanya,” ujar Rocky Gerung di kanal YouTube miliknya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Maknanya, sambung Rocky, demokrasi di Indonesia tidak berkembang dan publik akan mencatat peristiwa tersebut sebagai peristiwa yang benar-benar memalukan.

Sementara itu, Rocky menilai diungkapnya detail 5 orang yang dicurigai terlibat dalam gerakan politik pengambilalihan Partai Demokrat ini, menunjukkan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak lagi memerlukan verifikasi.

Baca Juga: Tak akan Terapkan 'Lockdown' di Jabar, Justru Hal Ini yang Lebih Jadi Sorotan Ridwan Kamil

“Karena dia langsung terbuka, kaya public offering IPO gitu kan (bahwa) ini yang berupaya untuk mengakuisisi itu,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x