Ungkap Kondisi Ekonomi di Kuartal IV 2020, Stafsus Presiden: Ekonomi Indonesia Menuju Pulih

- 5 Februari 2021, 19:16 WIB
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta. /Sugiharto Purnama/Antara

PR DEPOK - Arif Budimanta selaku Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi baru-baru ini mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia di kuartal IV 2020. 

Arif mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal tersebut sebesar minus 2.19 persen (year on year/yoy), yang mengindikasikan berlanjutnya jalan menuju pemulihan.
 
Informasi itu disampaikan oleh Arif dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, pada Jumat 5 Februari 2021. 
 
 
"Ekonomi Indonesia kuartal IV 2020 terkontraksi -2,19 persen (yoy), hal tersebut sudah sesuai dengan yang diperkirakan, dan menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal III (yoy) yang - 3,49 persen dan II (yoy) -5,32 persen,” kata Arif.
 
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi karena tekanan dari dampak pandemi Covid-19 yang begitu besar. 
 
Dampak tersebut berdampak pada perekonomian domestik, baik dari sisi konsumsi dan investasi. 
 
 
Tak hanya itu, lanjutnya, pandemi juga menggoyahkan ekonomi global yang berimbas pada turunnya kegiatan perdagangan internasional.
 
"Dampak pandemi juga terasa di kuartal IV 2020, ketika agenda tahunan seperti Natal dan tahun baru tidak cukup kuat dalam menggerakan ekonomi seperti tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya menambahkan. 
 
Meski demikian, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang utama di periode yang sama, kondisi ekonomi Indonesia relatif lebih baik. 
 
 
Diketahui pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama seperti Singapura minus 5,8 persen, Amerika Serikat (-3,5 persen), dan Uni Eropa -6,4 persen sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, pada Jumat 5 Februari 2021. 
 
Sedangkan untuk keseluruhan 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat -2,07 persen (yoy), tetapi pengeluaran konsumsi pemerintah masih tumbuh 1,94 persen. 
 
Arif meyakini bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif dan sesuai harapan apabila disiplin protokol kesehatan terus terjaga dan konsumsi masyarakat terus menggeliat pada 2021.
 
 
"Untuk itu program padat karya dan program lain yang dapat membuka lapangan kerja menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya beli masyarakat disamping program perlindungan sosial yang juga akan tetap dilakukan pemerintah,” ujar Arif menjelaskan.
 
Dia juga berharap bahwa terbitnya beleid peraturan turunan UU Ciptaker akan mendorong investasi secara signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru. 
 
Lebih lanjutnya, pemerintah sepanjang 2021 ini tetap menyediakan anggaran penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang jumlahnya cukup besar.
 
 
Angkanya diketahui direncanakan sebesar Rp619,83 triliun atau sekutar 3,5 persen PDB nasional.
 
"Itu artinya, pemerintah terus mendorong agar ekonomi kita pulih dalam waktu yang cepat baik dari sisi supply maupun demand," katanya.
 
Menurut Arif, beberapa hal yang paling akan membedakan antara tahun 2020 lalu dengan tahun 2021 adalah faktor penanganan kesehatan yang lebih siap, vaksin yang sudah mulai diberikan dan kembali bergeraknya konsumsi rumah tangga.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x