Pertama di Dunia, Istiqlal Kaderisasi Ulama Perempuan yang Kaji Alquran dalam Perspektif Kesetaraan Gender

- 23 Februari 2021, 11:00 WIB
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. /Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag

Dengan begitu, perspektif kajian pun cenderung bersifat sudut pandang maskulin.

Menurut Nasaruddin, perlu ada perluasan perspektif dari perempuan melalui pendekatan Alquran dan hadist sehingga menjadi proporsional.

Baca Juga: Minta Anies Tak Salahkan Hujan Soal Banjir Jakarta, Giring Ganesha: Terbukti Tak Punya Kapabilitas Kelola DKI

"Dan nanti kita lihat hasilnya jika perempuan mengkaji Alquran dan Hadist, saat ini yang dominan menjadi pemimpin umat, ulama, penulis, kapasitasnya adalah laki-laki," tuturnya.

Nasaruddin menambahkan, laki-laki dan perempuan merupakan khalifah di muka bumi.

Oleh sebab itu, harus memiliki kesempatan yang setara dalam pengelolaan alam semesta.

"Tidak boleh pengelolaan menjadi over maskulin, tidak boleh over feminin. Keseimbangan maskulin dan feminin sangat kita perlukan," ucap dia.

Baca Juga: Anies Sebut Banjir Surut Atas Izin Allah, Ferdinand: Makanya Lu Gak Perlu Kerja, Semua Sudah Diatur oleh Allah

Pada kesempatan itu, Nasaruddin juga membahas soal estafet keilmuan ulama besar Indonesia melalui Majelis Mudzakarah Masjid Istiqlal (M3I).

"Sudah saatnya kita ada 'takhassus' pengaderan ulama agar ada ulama dengan kapasitas seperti para pendahulu," ujarnya.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x