Diketahui, pada cuitannya itu, Pemprov DKI mengunggah data banjir besar yang terjadi di Jakarta mulai dari 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, hingga 2021.
Dengan angka yang tidak berurutan dan diloncat itu, banyak publik yang menganggap terdapat beberapa data banjir yang disembunyikan oleh Pemprov DKI.
Meski demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah penilaian tersebut.
Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol, Sevilla Lompati Barcelona Setelah Menang 2-0 Atas Osasuna
Menurut dia, tidak ada fakta dan data yang disembunyikan, semuanya sesuai yang dihimpun Pemprov melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan tidak mungkin setiap tahun dipaparkan.
"Jadi, yang pasti teman-teman bisa melihat ini datanya sudah ada terkait dengan banjir Jakarta dalam angka. Ini data yang ditampilkan data yang banjir besar (lima tahunan) yang hujan ekstrem dan semuanya tersimpan dengan jelas," kata Riza, dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, lanjut Riza, yang ditampilkan Pemprov DKI bukanlah banjir yang terjadi setiap tahun, melainkan seperti meloncat-loncat dari tahun satu ke tahun lainnya.
Baca Juga: Azis Syamsuddin: Revisi UU ITE Penting dan Layak Masuk Prolegnas 2021
"Kalau dilihat angka-angka di dalamnya, cukup signifikan penurunannya," ucapnya.