Dalam cuitannya itu, ia menyebutkan beberapa contoh kebijakan yang diambil Sri Mulyani.
“Tapi yg gede bebas pajak: global bond 9,3 T, batubara 0%, tax holiday 20 tahun,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia mempertanyakan untuk siapa Sri Mulyani bekerja selama ini.
Baca Juga: Tali Masker Tren di Masyarakat, Ini Kekhawatiran Satgas Penanganan Covid-19
Di samping itu, kata dia, apakah tidak aneh apabila masyarakat semakin miskin.
“Jelas Menkeu Terbalik SMI bekerja untuk siapa? Aneh nggak rakyat makin miskin?” ujar Rizal Ramli.
Sementara itu, Sri Mulyani sebelumnya telah memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar soal pemungutan pajak tersebut.
“Ketentuan tersebut tidak berpengaruh terhadap harga pulsa/kartu perdana, token listrik dan voucher,” tulis Sri Mulyani dalam akun Instagram-nya pada 29 Januari 2021 lalu.
Rakyat kecil dipajakin, pengguna pulsa tilfon, token listrik, bpps dinaikkan, sepeda, subsidi pupuk dikirangi -- tapi yg gede bebas pajak: global bond 9,3 T, batubara 0%, tax holiday 20 tahun. Jelas Menkeu Terbalik SMI bekerja untuk siapa ? Aneh nggak rakyat makin miskin ? https://t.co/vfpGy9WF7J— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) February 23, 2021
“Selama ini PPN dan PPh atas pulsa/kartu perdana, token listrik, dan voucer sudah berjalan. Jadi tidak ada pungutan pajak baru untuk pulsa, token listrik dan voucher,” katanya.***