Tanggapi Kerumunan Jokowi di NTT, Rocky Gerung: Dibuat Dramatis Tapi Akibatnya Tragis

HM
- 24 Februari 2021, 20:55 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Tangkapan layar YouTube Rocky Gerung Official.

Rocky mengatakan istana seharusnya tak hanya sekadar menerangkan peristiwa itu sebagai salah satu kelalaian petugas keamanan dari antusias masyarakat yang berlebih melainkan membuka mata jika melihat video yang memancing kerumunan.

“Kalau saya lihat videonya, itu artinya presiden memang memancing kerumunan dengan melempar-lemparkan hadiah. Kan itu artinya minta masyarakat berkumpul nih, gue punya hadiah nih, begitu kan?,” ucap Rocky.

Baca Juga: Elektabilitas PDIP Turun, Demokrat dan PSI Naik, Survei: PDIP Bisa Pecahkan Rekor Menang 3 Periode di 2024

Ia menambahkan jika memang Jokowi menyadari bahwa keadaan sekarang sedang pandemi, ia bisa saja menghindari peristiwa itu dengan tidak menegur sapa rakyatnya dan berdiam diri didalam mobil.

“Tapi justru karena presiden memancing, untuk meminta berkerumun dengan melempar hadiah, mana ada orang menjauh dilempar hadiah kan pasti mendekat. Jadi itu sebabnya tuh, sebuah drama yang dibuat dramatis tapi akibatnya tragis,” ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Rocky maka tak heran jika kini publik membandingkan langsung dengan Habib Rizieq Shihab yang dihukum karena kasus kerumunan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kaget Banjir Melanda sampai ke Kantor Gubernur Jateng, Hidayat Nur Wahid Turut Prihatin

Untuk menghentikan kontroversi yang timbul di masyarakat karena peristiwa kerumunan Jokowi di NTT itu, Rocky menyarankan presiden untuk mengakui kesalahannya dan membayar denda sebagaimana yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.

“Presiden sebetulnya bisa saja bilang, oke saya (Presiden Jokowi) berbuat kesalahan karena itu saya akan membayar denda 50 juta. Kan itu lebih beradab supaya kontroversi berhenti,” ujarnya.***

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x