Rocky menuturkan bahwa Nurdin Abdullah menyadari partai yang ia pilih adalah partai besar yang bisa menjamin dirinya duduk sebagai orang nomor satu di Sulawesi Selatan.
Namun kata Rocky, Nurdin Abdullah juga memahami bahwa konsekuensinya membawa nama PDI Perjuangan itu bertarif mahal.
“Dia nekad, akibatnya ya dia mesti balikin lagi semua uang beli tiket itu dengan mengkhianati pesan publik ketika ia berkampanye, dan lebih gila lagi kasus itu menyangkut hak dari nelayan yang pasirnya ditambang untuk kepentingan New Port Makasar, dan itu menyebabkan kemiskinan di pulau itu,” ucapnya.
“Korupsi ini juga menyebabkan kekacauan kehangatan masyarakat pesisir pantai yang pasirnya diambil untuk kepentingan korupsi. Itu satu paket pikiran yang luar biasa kalau dia korupsi itu sama sekali buta huruf terhadap konsekuensi yang sangat panjang terhadap kemiskinan,” kata Rocky Gerung.***