PR DEPOK - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal, menanggapi insiden kegiatan kesenian yang dibubarkan oleh ormas lantaran dituding musyrik.
Dalam cuitan yang dibagikan di akun Twitter pribadinya @sahal_AS pada Rabu, 7 April 2021, ia menuturkan bahwa jika aksi-aksi pembubaran seperti itu dibiarkan, maka paham bahwa agama pro terhadap terorisme akan semakin berkembang.
"Kalo yg kek gini dibiarkan, jgn kaget kalo faham agama yg pro terorisme tumbuh sumbur," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Ia lantas mengatakan bahwa sikap yang mudah menuduh seseorang musyrik atau kafir itu adalah pintu masuk bagi terorisme.
Selain itu, katanya melanjutkan, terorisme juga bisa terjadi dengan tindakan-tindakan intimidasi dan kekerasan yang dibenarkan dengan dalih membela agama.
"Pintu masuk bagi terorisme adalah sikap mudah menuduh musyrik/ kafir, dan benarkan intimidasi dan kekerasan dgn dalih membela kemurnian agamanya," tutur Akhmad Sahal menjelaskan.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan sempat terjadi usai acara pertunjukkan seni Jaranan atau lebih dikenal dengan istilah Jaran Kepang, yang sejenis dengan pertunjukan kuda lumping, dibubarkan oleh suatu ormas.