PR DEPOK - Mutasi baru virus corona dengan nama E484K atau Eek dikabarkan telah ditemukan di Indonesia pada bulan Februari lalu.
Varian baru virus corona tersebut pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dengan nama B1351 dan B1128 di Brazil dan kemudian ditemukan di beberapa wilayah termasuk Jepang dan Indonesia.
Mutasi tersebut ditemukan sekitar 70 persen oleh pejabat kesehatan Jepang dari pasien Covid-19 atau 10 dari 14 orang yang dites di rumah sakit Tokyo pada bulan Maret lalu.
Baca Juga: Akui Kecolongan Soal Pegawai KPK yang Mencuri Emas, Nurul Ghufron: Kami Akan Rotasi Kunci
Guru Besar Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama menilai mutasi baru tersebut cukup mengkhawatirkan.
Bahkan para peneliti menyebut mutasi itu sebagai mutasi Eek karena merupakan sebuah peringatan.
"Mutasi E484K ini oleh sebagian pakar disebut mutasi Eek, yang maksudnya sesuatu yang mengkhawatirkan dan merupakan sebuah peringatan," kata Tjandra dalam keterangannya pada Jumat, 9 April 2021.
Selain itu menurutnya kekhawatiran yang datang dari mutasi baru tersebut adalah karena memberikan dampak pada sistem imun.