Sindir Anies Baswedan yang Bentuk KPK Ibu Kota, Ferdinand: Retorika Kata-kata Jadi Alat Membangun Citra

- 10 April 2021, 12:00 WIB
Ferdinand Hutahaean .
Ferdinand Hutahaean . /Instagram @ferdinand_hutahaean

PR DEPOK - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dikabarkan akan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ibu Kota demi mencegah terjadinya tindakan korupsi di lingkungan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. 

Dalam pernyataannya di sebuah acara diskusi berjudul "Membedah Praktik Korupsi Kepala Daerah", Anies menyampaikan bahwa tugas dari KPK Ibu Kota adalah untuk membantu gubernur mengawasi praktik korupsi di Pemprov DKI. 
 
Menanggapi pernyataan Anies tersebut, mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean memberikan sindiran melalui akun Twitter-nya. 
 
 
Dia mengatakan bahwa ucapan yang disampaikan Anies tersebut hanya retorika yang ditata untuk menjadi alat membangun citranya. 
 
Menurutnya ucapan Anie bisa dijadikan alat untuk menutupi kenyataan sesungguhnya tentang Anies Baswedan. 
 
Cuitan Ferdinand Hutahaean.
Cuitan Ferdinand Hutahaean.
 
"Nies, Ini namanya sebuah kondisi dimana Ketika retorika kata2 dan rangkaian kalimat tertata menjadi alat membangun citra dan menutupi realitas sesungguhnya," kata Ferdinand Hutahaean pada Jumat, 9 April 2021. 
 
 
Kemudian seolah menjelaskan maksud dari realitas sesungguhnya itu, Ferdinand menyinggung soal dugaan korupsi yang terjadi di Jakarta. 
 
Dia menyebutkan beberapa yang terkait dengan dugaan korupsi yaitu pada proyek andalan Anies Baswedan Rumah DP 0 persen dan pada acara perlombaan Formula E atau FIA Formula E Championship.
 
"Dugaan Korupsi di Jakarta terang benderang didepan mata, Rumah DP 0% dan Formula E contoh nyata," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @FerdinandHaean3. 
 
 
Diketahui sebelumnya, dalam pernyataan Anies Baswedan, ia berharap agar KPK Ibu Kota bisa mencegah terjadinya praktik-praktik korupsi di Pemprov DKI Jakarta. 
 
"KPK Ibu Kota bertugas untuk membantu Gubernur di dalam mengawasi, dalam memantau praktik-praktik yang terjadi di DKI, yang harapannya melakukan pencegahan," kata Anies Baswedan pada Kamis, 8 April 2021.
 
Selain itu, Anies menyebutkan tiga unsur yang membuat seseorang bisa melakukan tindak korupsi, salah satunya karena sistem. 
 
 
"Begitu masuk pada soal korupsi, kami melihat ada tiga unsur penyebab mengapa muncul korupsi. Korupsi karena kebutuhan, korupsi karena keserakahan, dan korupsi karena sistem," ucapnya dalam acara diskusi di kanal YouTube Diskusi Indonesia.
 
Terkait unsur sistem, Anies menjelaskan bahwa praktik korupsi terjadi karena sistem yang memberikan kesempatan pada para pejabat untuk melakukan korupsi. 
 
Maka dari itu, keberadaan KPK tersebut dinilai penting untuk menutup celah para pejabat melakukan tindak korupsi di Ibu Kota.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x