PR DEPOK - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, mengomentari soal kabar akan adanya perombakan atau reshuffle kabinet pekan ini.
Dalam keterangannya, ia mengomentari pernyataan Ali Mochtar Ngabalin yang menyebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi akan mengumumkan reshuffle kabinet minggu ini.
Mendengar isu akan adanya reshuffle kembali, Refly Harun mengaku heran dan bertanya pihak mana yang seharusnya disalahkan dalam hal ini.
Ia menuturkan, jika sampai reshuflle atau perombakan kabinet terjadi lagi, ini sama saja Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi gagal dalam memilih orang yang terbaik.
"Kalau sudah begini, siapa yang patut kita salahkan? Karena menteri itu kan diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Jadi kalau di tengah jalan presiden memberhentikan, wah itu luar bisa. Artinya Jokowi gagal dong memilih orang-orang terbaik," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.
Pakar hukum tata negara itu lebih lanjut menyoroti soal alasan munculnya isu reshuffle kabinet Indonesia Maju, yakni terkait rencana penggabungan Kementerian, yakni Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta Kementerian Investasi.
Penggabungan beberapa kementerian ini memunculkan pertanyaan baru bagi Refly Harun, yakni soal akan diganti atau tidaknya Bambang Brojonegoro sebagai Menristek.
"Karena tidak ada lagi kementerian itu, apakah Bambang akan digeser? Apakah Bahlil Lahadalia akan digeser atau diangkat, dinaikkan sebagai Menteri Investasi? Apakah Luhut Binsar yang mengisi itu karena Menko Maritim tidak lagi ada investasinya? Lalu apakah Mendikbud Nadiem Makarim tetap akan dipertahankan dengan tambahan tugas ristek dan dikti?" tutur Refly Harun memaparkan pertanyaan-pertanyaannya.