Publik Sebut di Era Jokowi Perpecahan Makin Nyata, Fadli Zon: Berawal dari Pilkada DKI

- 14 April 2021, 08:32 WIB
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. /Instagram/@fadlizon.

PR DEPOK - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menilai persoalan radikalisme dan intoleran yang saat ini kerap terjadi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berawal dari Pilkada DKI.

Hal tersebut dilontarkan Fadli Zon untuk menjawab pertanyaan publik yang menyebut di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun tidak ada sedikit-dikit radikal dan intoleran.

Sedangkan, pada masa Pemerintahan Presiden Jokowi justru bentuk perpecahan antarbangsa semakin nyata terlihat.

Baca Juga: Tantang Moeldoko Tepati Pernyatannya, Yan Harahap: Sikat yang Korupsi Jiwasraya dan Asabri, Berani?

Baca Juga: Luhut Sebut OTT KPK Tidak Buat Orang Kapok Jadi Koruptor, Ferdinand: Realita Tak Terbantah, KPK Perlu Evaluasi

“Itu yang saya katakan bahwa sudah puluhan tahun tidak pernah ada masalah orang melakukan pengajian. Mungkin belakangan ini kan terjadi satu pembelahan itu mungkin gara-gara pada waktu itu ada Pilkada DKI, kalau kita kaji secara historis ya, dan kemudian ada ulama-ulama kyai yang kritis,” ujar Fadli Zon.

Dengan semakin jelasnya perpecahan ini, Fadli Zon tidak mau turut menyepakati kebijakan bahwa Ustaz atau Kyai harus memiliki standarisasi. Dia pun memberikan contoh “rendah”.

“Jangan sampai saya sependapat standarisasi diperlukan. Misalnya masa seorang Ustaz tidak bisa baca Alquran, gitu ya, harus lah. Harus bisa membaca, harus ada background, ada hal-hal dasar yang harus dikuasai,” tutur dia.

Meski begitu, Fadli Zon mengatakan standarisasi jangan sampai menjadi alat sensor radikalisme bagi pihak-pihak yang kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x