Nilai Wacana Koalisi Parpol Berbasis Islam Kontraprduktif, PAN: Gagasan Kami, Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin

- 16 April 2021, 20:16 WIB
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan.
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan. /Twitter @ZUL_Hasan

PR DEPOK - Partai Amanat Nasional (PAN) berpendapat suatu langkah kontraproduktif dilakukan oleh parpol berbasis Islam yang membentuk koalisi tersebut. 
 
"Saya menilai wacana ini justru kontraproduktif dengan upaya kita melakukan rekonsiliasi nasional, memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dan negara," kata Ketum PAN, Zulkifli Hasan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Jumat, 16 April 2021.
 
Sejumlah sentimen telah digunakan peserta Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 untuk memenangkan kontestasi tersebut di antaranya suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), politik aliran, dan politik identitas.

Baca Juga: Kemdes PDTT Minta Kades Salurkan Bantuan Langsung Tunai Desa ke Warga, 45 Persen Sudah Terdistribusi
 
Sentimen tersebut menimbulkan ketegangan dan tarik-menarik berakibat luka dan trauma hingga sebagian rakyat belum berdamai, meskipun elite politik telah bersatu.

"Buktinya capres dan cawapres yang menjadi lawan dari pasangan pemenang, saat ini sudah bergabung," ujarnya.
 
Koalisi parpol Islam, ujar Zulkifli, akan menunjukan politik aliran di Indonesia. Padahal, ini harus dihindari, sehingga PAN sedang memperjuangkan politik gagasan yang mengutamakan konsep dan program.

Baca Juga: Kasihani Jokowi Miliki Pembantu Teledor, Gus Nadir: PP Baru Diteken Sudah Revisi, Urus Negara Gak Bisa Amatir

"Seharusnya saat ini kita bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan, dan seterusnya," ucapnya.
 
PAN mengajak semua pihak menciptakan harmoni di antara perbedaan yang terdapat di Indonesia.
 
"Gagasan PAN tentang Islam adalah Islam substansial, Islam tengah (wasathiyah), ajaran Islam yang diterjemahkan ke dalam berbagai dimensi kehidupan. Gagasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, dalam bahasa Buya Hamka, Islam garam, isi, dan substansi bukan Islam gincu," ujarnya.

Baca Juga: Perempuan dan Industri Rumahan, Sektor Penopang Perekonomian Masyarakat
 
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat membahas RUU di DPR antara lain RUU Larangan Minuman Beralkohol, RUU Pelindungan Ulama dan Tokoh Agama, serta RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

“PKS PPP kami berkelindan, jalan bareng-bareng,” kata Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi.
 
PPP berkomentar kerja sama bidang legislasi memiliki nilai strategis bagi PPP dan PKS lantaran ini memperjuangkan kepentingan umat.

Baca Juga: Wolverhampton Wanderers vs Sheffield United, Wolves Berambisi Raih Kemenangan Ketiga Berturut

Kedua parpol juga meneken nota kesepahaman yang berisi tujuh poin kerja sama seperti komitmen menjaga keutuhan dan kesatuan Republik Indonesia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x