PR DEPOK - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyoroti soal kemungkinan Ibu Negara Iriana Jokowi maju menjadi capres di Pilpres 2024 sebagai antisipasi jika Presiden RI Joko Widodo tidak jadi memimpin selama tiga periode.
Dalam dialog bersama dengan Hersubeno Arief, ia menyinggung soal hasil survei yang dilakukan oleh LPMM yang menempatkan Iriana Jokowi di posisi kedua tertinggi setelah Puan Maharani.
Menurutnya, survei yang menunjukkan Iriana Jokowi banyak dipilih responden untuk menjadi capres di 2024 mendatang ini merupakan bagian dari reaksi publik.
Baca Juga: Prediksi Liga Italia: Napoli vs Inter Milan, Duel Panas di Diego Armando Maradona
Publik saat ini, kata Rocky Gerung, menilai bahwa siapapun bisa dengan mudah dicalonkan menjadi presiden.
"Orang berpikir, lah gampang betul jadi presiden, Jokowi aja yang dia sendiri bilang IP nggak nyampe 2 bsia jadi presiden, dengan kemampuan yang seadanya juga bisa membangkitkan fanatisme. Jadi orang menganggap bahwa siapapun yang dicalonkan sebetulnya bisa saja," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Ia menuturkan, suatu kontestasi tidak didasarkan pada kapasitas seseorang, melainkan didasarkan pada hasil survei.
Sementara dalam konteks ini, Rocky Gerung menganggap bahwa survei sebenarnya bisa disewa oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
"Jadi sebetulnya politik Indonesia itu masuk di dalam peludrukan itu. Kita bisa pesan ceritanya, siapa yang mau di-bully di ludruk, siapa yang mesti diledek," tutur pengamat politik tersebut menerangkan.