Bantah Isu Hilangnya Pendiri NU di Kamus Sejarah, Kemdikbud: Tak Mungkin Kami Kesampingkan Sejarah Para Tokoh

- 20 April 2021, 20:55 WIB
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid. /Instargam @hilmarfarid
PR DEPOK - Belum lama ini publik dihebohkan dengan kabar hilangnya profil pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. 
 
Kabar tersebut sontak membuat banyak pihak melayangkan kritik kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
 
Menanggapi polemik terkait hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari itu, Kemendikbud melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid buka suara untuk memberikan klarifikasi. 
 
 
Demi meluruskan tuduhan kepada Kemendikbud terkait tak adanya profil pendiri NU tersebut, Hilmar menyatakan bahwa buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang dibicarakan banyak orang itu tidak pernah diterbitkan secara resmi. 
 
Menurutnya, dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan oleh pihak tertentu kepada masyarakat tersebut merupakan softcopy atau salinan lunak dari naskah yang masih harus disempurnakan. 
 
"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," kata Hilmar sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi Kemendikbud pada Selasa, 20 April 2021.
 
 
Kemudian hal lain yang tak kalah penting adalah waktu penyusunan dari naskah tersebut. 
 
Hilmar menuturkan bahwa naskah buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I itu disusun sebelum kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
 
"Naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut," ucapnya menjelaskan. 
 
 
Sebagai sejarawan, Hilmar menyampaikan bahwa Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun negara Indonesia.
 
Alih-alih menghapus jejak sejarah tokoh pendiri NU tersebut, Kemendikbud justru menghormati KH Hasyim Asy'ari. 
 
Salah satu fakta yang mendukung pernyataan itu adalah berdirinya Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang. 
 
 
"Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH Hasyim Asy'ari: Pengabdi Seorang Kyai untuk Negeri," ujar Hilmar. 
 
Selain itu keterlibatan publik, dikatakan Hilmar, juga menjadi faktor yang begitu penting dan akan selalu dijaga oleh seluruh unsur di lingkungan Kemendikbud. 
 
Maka dari itu ia menegaskan bahwa Kemendikbud takkan mungkin mengesampingkan sejarah dari para tokoh penting Indonesia, termasuk pendiri NU KH Hasyim Asy'ari.
 
 
"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi tokoh dan para penerusnya," katanya menutup pernyataan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x