Peleburan Kemenristek Dinilai Dungu, Refly Harun: Jangan-jangan Nanti Rebutan 'Kue' dan Pekerjaan

- 21 April 2021, 10:43 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /Twitter/@ReflyHZ.

Tidak hanya itu, Refly Harun juga menyoroti sisa waktu efektif masa jabatan Jokowi yang hanya tersisa kurang lebih tiga tahun.

“Lalu apa yang diharapkan dari sisa waktu ini? Kalau tujuannya sekadar menggenjot investasi, bukankah bisa memanfaatkan lembaga atau badan yang ada?” ucapnya.

“Kalau lembaga dan badan yang ada tidak cukup produktif orangnya, ya ganti orangnya. Kalau pegawainya tak cukup produktif, ambil pegawai yang lain,” ujar dia lagi.

Menurut Refly Harun, pendekatan instrumental seperti itu seolah-olah akan menyelesaikan masalah, padahal belum tentu.

Baca Juga: Lagi-lagi Sentil Rocky Gerung yang Dinilai Kerap 'Hina' Jokowi, Ruhut: Makin Stres Lihat Presiden, Ngaca Kau

“Kalau orangnya sama, mental birokrasinya begitu saja, enggak ada gunanya membentuk institusi baru,” kata Refly Harun.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa yang paling penting adalah bagaimana mengisi suatu institusi dengan orang yang tepat. Kedua, yakni bagaimana birokrasi itu betul-betul menunjang.

“Jadi dengan sisa waktu yang tidak efektif lagi, tiga tahun dalam masa pemerintahannya, Presiden Jokowi membuat risiko baru dengan melebur Kemendikbud dan Ristek serta membentuk kementerian baru yang akan berpengaruh pada kekuasaan, kewenangan, dan juga pekerjaan dari lembaga-lembaga yang ada,” ujarnya.

Baca Juga: Segera Cek Daftar Nama Penerima Banpres BPUM BLT UMKM 2021 di Link eform.bri.co.id/bpum

“Jangan-jangan nanti rebutan ‘kue’ dan rebutan pekerjaan atau rebutan hal-hal yang dianggap enak untuk dikerjakan,” tutur akademisi itu lagi.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x