PR DEPOK – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya mengakui ada keteledoran di dalam buku Kamus Sejarah Indonesia.
Pengakuan itu disampaikan untuk menanggapi sejumlah kritikan dari masyarakat terkait hilangnya pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari di Kamus Sejarah.
“Kesimpulannya, terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar. Tidak ada niat untuk menghilangkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh sejarah dalam buku tersebut,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.
Pernyataan yang disampaikan Kemendikbud itu pun kemudian menuai tanggapan dari anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo.
Sartono tampak heran dengan kelalaian dari pihak Kemendikbud. Pasalnya, Kamus Sejarah merupakan buku penting yang harusnya sebelum dipublikasikan wajib dicek dengan teliti.
“Mosok sih gak di cek and ricek dahulu secara seksama ini Pahlawan Nasional Lho ojo di awur awurlah ..sangat miris!” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @SartonoHutomo pada Rabu, 21 April 2021.