Dukung NU yang Protes Soal Polemik Kamus Sejarah, Jansen: ke Depan Bila Nulis Sejarah, Panggil Semua Pihak

- 22 April 2021, 13:50 WIB
Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. /Twitter @jansen_jsp

PR DEPOK - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon ikut menyoroti tindakan pihak Nahdlatul Ulama (NU) yang memprotes hilangnya profil KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia. 

Seolah mendukung, Jansen Sitindaon lantas mengaku setuju dengan tindakan pihak NU yang memprotes Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) karena meniadakan profil Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. 
 
Cuitan Jansen Sitindaon.
Cuitan Jansen Sitindaon.
 
"1. Saya setuju protes teman2 NU atas hilangnya nama KH Hasyim Asyari dr Kamus Sejarah Indonesia," kata Jansen Sitindaon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @jansen_jsp pada Kamis, 22 April 2021.
 
 
Sebab KH Hasyim Asy'ari mempunyai peran yang sangat besar terhadap sejarah, yakni dalam resolusi jihad perang di Surayaba, sehingga menurut Jansen hanya pihak NU yang akan mengingatkan peristiwa tersebut.
 
"Kalau bukan mereka yg ingatkan siapa lagi. Apalagi peran mbah Hasyim besar sekali dlm resolusi jihad perang Surabaya maupun pendirian NU sbg aset bangsa yg kita kenal sampai hari ini.," ucapnya menjelaskan. 
 
Jansen juga memberikan masukan kepada Kemendikbud agar nantinya mengikutsertakan semua pihak bila hendak menyusun naskah sejarah Indonesia. 
 
 
Cuitan Jansen Sitindaon.
Cuitan Jansen Sitindaon.
 
"2. Kedepan nulis sejarah Indonesia ini semua pihak dipanggillah. Apalagi ini versi negara," ujar Jansen. 
 
Jika tidak begitu, Kemendikbud bisa membagikan terlebih dahulu naskah tersebut sebelum diterbitkan agar dapat diperiksa bersama oleh berbagai pihak. 
 
Jangankan sejarah Indonesia yang teramat luas, Jansen mengatakan untuk menulis sejarah suatu keluarga saja, semua anak diajak berkumpul untuk melengkapi sejarah tersebut. 
 
 
"Atau sebelum dipublish bagikan dulu dummy-nya dicek bersama. Nulis sejarah keluarga saja semua anak dipanggil agar penulisannya lengkap semua masuk. Apalagi nulis sejarah Indonesia yg luas," katanya dalam cuitan yang berbeda. 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, profil KH Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri NU dikabarkan hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. 
 
Kejadian itu kemudian menuai polemik di masyarakat hingga membuat Kemendikbud buka suara.
 
 
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menyampaikan bahwa buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang tersebar itu tidak pernah dicetak oleh Kemendikbud.
 
Bahkan buku tersebut disusun sebelum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memimpin Kemendikbud. 
 
Maka dari itu, Hilmar Farid menyatakan buku itu masih perlu disempurnakan. 
 
 
Sedangkan terkait hilangnya profil Hasyim Asy'ari, ia membantah tuduhan tersebut.
 
Menurutnya Kemendikbud tidak pernah mengenyampingkan sejarah bangsa dan para tokoh-tokohnya, termasuk KH Hasyim Asy'ari. 
 
Jangankan menghapus, dikatakan dia, Kemendikbud justru menghormati pendiri NU itu.
 
 
Bahkan Kemendikbud telah mendirikan Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang. 
 
"Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy'ari: Pengabdi Seorang Kyai untuk Negeri," ujar Hilmar memaparkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x